Kabar Kurang Enak soal Proyek MRT Jakarta Fase 2, Besar Kemungkinan Mundur

Kabar Kurang Enak soal Proyek MRT Jakarta Fase 2, Besar Kemungkinan Mundur
Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Foto: arsip JPNN.COM/Ricardo

Sebagian peserta lelang telah memberikan konfirmasinya pada hari ini untuk mengupayakan yang terbaik guna memasukkan penawaran pada 26 Oktober 2020.

“Kami meminta komitmen penuh dan realisasi dari para Peserta Lelang untuk dapat memasukkan penawaran pada batas waktu yang telah ditentukan tersebut,” ujar William.

Adapun kendala terakhir untuk CP206 ialah tidak ada kontraktor yang berminat. Menurut William, kondisi seperti ini terjadi karena pembangunan MRT Fase 2 dibiayai Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui Official Development Assistance (ODA) Loans dengan skema special terms for economic partnership (Tied).

"Sehingga sangat terikat dengan kriteria kontraktor utama harus berasal dari Jepang. Namun demikian, ternyata Kontraktor Jepang terlalu konservatif dan tidak siap untuk mengambil risiko pembangunan di area Fase 2,”ujar William.

Oleh karena itu William mengharapkan pemerintah Jepang melalui JICA dapat mendorong para kontraktor-kontraktor dari Negeri Sakura itu mau terlibat dalam pembangunan MRT Fase 2.

"Jika minat pelaku industri di Jepang kurang maka opsi pengadaan melibatkan kontraktor internasional lainnya dari luar Jepang kiranya dapat dibuka dan disetujui bersama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang," kata William.

Untuk diketahui, saat ini pembangunan MRT Jakarta Fase 2 sudah mulai dikerjakan lewat CP201 untuk ruas Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas. Progresnya sudah 8,3 persen.(antara/jpnn)

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengungkapkan, terdapat beberapa kendala yang terjadi pada pengerjaan paket kontrak.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News