Kajian Pakar: Memilih karena Kesamaan Agama, Program Nomor 2
Untuk Maluku dan Sumatera Utara dikarenakan adanya situasi lokal yang terjadi. Menurutnya, Polri yang pasti melakukan antisipasi terhadap semua kemungkinan. ”Waktu masih cukup untuk berupaya mencegah,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kondisi keamanan saat pilkada serentak tidak hanya ditentukan kepolisian. Namun, peserta pesta demokrasi dari partai hingga pemilihnya. ”Maka, kalau semua bersama menjaga, tentu kondisi akan aman,” paparnya.
Sementara Pengamat Politik Hendri Satrio mengatakan, tantangan utama dari demokrasi adalah pemerataan perekonomian, kedewasaan berpolitik dan kesamaan pemahaman hukum.
”Kalau ketiganya terpenuhi akan aman, kalau tidak ya sulit,” ujarnya.
Saat ini ujian yang paling tampak adalah kedewasaan berpolitik. Menurutnya, selama belum dewasa berpolitik, maka isu SARA akan terus dipergunakan. ”Toleransi hanya di mulut, kenyataannya tidak,” jelasnya.
Kunci utama untuk menghindari SARA adalah masyarakatnya memiliki kesejahteraan yang baik.
Sehingga, pendidikannya akan mendukung pemahaman dan kedewasaan berpolitik. ”Sayang, hingga saat ini belum,” tuturnya. (idr)
Kondisi itu membuat potensi penggunaan isu SARA dalam pilkada serentak yang bisa mengoyak persatuan menjadi tinggi.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Sisa Anggaran Pilkada Rp 102 Miliar, PSU Tasikmalaya Dipastikan Aman
- Kuasa Hukum Tipagau Anggap Putusan MK Ini Jadi Langkah Menegakkan Keadilan di Mimika
- KPU: Tingkat Partisipasi Pemilih di Pilgub Gorontalo Capai 79 Persen
- Tim Hukum Paslon Aurama Laporkan Belasan Komisioner Bawaslu di Sulsel ke DKPP
- Anggota Bawaslu Lolly Suhenty: Pilkada Berjalan Baik, Terima Kasih Media!
- Ini Penjelasan Wamendagri soal Pilkada Serentak 2024