Kalau ke Argentina, Mampirlah ke Kafe Lattente, Cari Zehan

Kalau ke Argentina, Mampirlah ke Kafe Lattente, Cari Zehan
Zehan Nurhadzar (tengah) dan dua barista yang bekerja di Lattente, Buenos Aires. Foto: Juneka/Jawa Pos

Penjelasan semacam itu kadang membuat orang tak nyaman. Terutama di masa-masa awal Lattente buka pada 2011. Apalagi, harganya juga tergolong mahal. Jadilah tak sedikit tamu yang tak datang lagi. Tapi, lebih banyak yang terkesima dan kembali. ”Dua puluh persen tak kembali, 80 persen jadi pelanggan setia. Orang ke sini karena mereka ingin minum good coffee,” kata Zehan.

Lattente bisa menghabiskan 30 kilogram sepekan atau 340 gelas sehari. Dan sejak September 2017 mereka menggiling kopi untuk diedarkan ke specialty coffee shop lain. Ada juga barista yang dulu dilatih Zehan yang membuka kafe sendiri.

Dari luar, Lattente agak mencolok dengan dinding bercat hitam. Kafe itu diimpit dua toko lain. Sebuah pohon besar menaungi kafe tersebut.

Jalur pedestrian yang tak terlalu lebar memungkinkan pejalan kaki yang lewat depan Lattente bisa langsung menengok ke dalam kafe berdinding kaca lebar transparan itu. Barista yang menyeduh kopi dan pelanggan yang sedang bercengkerama bisa terlihat dari luar. Seolah mengundang mereka yang berlalu-lalang untuk mampir sejenak.

Lattente, nama itu dipilih karena permainan kata yang enak diucapkan. Dulu mereka selain menjual kopi juga teh. Latte n Te alias latte dan teh. Dalam bahasa Spanyol juga bisa dimaknai detak jantung.

Bagi Zehan, Lattente memang sudah menjadi detak jantung sendiri. Yang memberikan kehidupan baru di negeri orang. Dia sendiri tetap berkewarganegaraan Indonesia.

Seusai kuliah di Rusia, Zehan memang dihadapkan pada pilihan kembali ke Jakarta atau tinggal di Argentina. Dia pun memilih Argentina karena empat musimnya. Juga keberagaman latar belakang warganya. ”Saya tidak suka Jakarta,” kata Zehan. (*/c9/ttg)


Seusai kuliah di Rusia, Zehan memang dihadapkan pada pilihan kembali ke Jakarta atau tinggal di Argentina. Dia pun memilih Argentina karena tidak suka Jakarta.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News