Kalau Rapat, Tidak Perlu Lagi Makanan Kecil

Kalau Rapat, Tidak Perlu Lagi Makanan Kecil
Kalau Rapat, Tidak Perlu Lagi Makanan Kecil
Misalnya, ada satu grup BBM yang semua anggotanya pejabat eselon I. Maka meski rapim Kementerian BUMN hanya dilakukan satu minggu satu kali (tiap Selasa jam 07.00), pada dasarnya rapat itu berlangsung bisa beberapa kali sehari. Hanya forumnya tidak di ruang rapat dengan sebuah meja rapat, tapi di forum BBM. Peserta bisa berada di mana saja dan sedang melakukan apa saja. Yang jelas tidak ada hidangan makanan kecil dalam rapat seperti itu.

Ada juga grup BBM yang anggotanya menteri, wakil menteri, seorang deputi, dan semua direktur utama BUMN yang bergerak di bidang pangan. Maka masalah-masalah peningkatan produksi beras di BUMN dibicarakan di "ruang rapat tanpa hidangan" itu. Demikian juga ada grup BBM bidang gula. Anggotanya menteri, wakil menteri, deputi bersangkutan, dan semua direktur utama yang membawahkan urusan gula. Ada grup BBM energi. Dan sebentar lagi, setelah holding perkebunan terbentuk, akan diadakan grup BBM perkebunan.

Intensitas rapat melalui grup BBM seperti itu bukan main. Juga hemat sekali waktu. Bahkan, "rapat itu" berlangsung tidak mengenal hari dan jam. Bisa saja pada Minggu ada topik yang harus dibahas. Bahkan, ada yang sampai jam 23.00 masih mengajukan pendapat.

 

Isi dan kualitas pembicaraan tidak kalah dengan rapat yang dilaksanakan di ruang rapat sungguhan. Meski menggunakan BBM, jangan khawatir dimanfaatkan untuk yang bukan-bukan. Tidak akan ada pembicaraan mengenai "Apel Malang" atau "Apel Washington" di situ. Sesekali ada yang memasukkan humor, tapi biasanya kalau lagi akhir pekan.

SUDAHKAN terbukti jumlah rapat-rapat di Kementerian BUMN turun 50 persen seperti yang saya inginkan? Angka pastinya masih dikumpulkan. Tapi, berdasar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News