Kaltim Datangkan 100 Ton Ayam Beku dari Jatim

Kaltim Datangkan 100 Ton Ayam Beku dari Jatim
Penjual daging ayam. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, SAMARINDA - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur Dadang Sudarya mengatakan, pihaknya sudah merespons kenaikan harga ayam ras.

Bahkan dirinya telah menandatangani rekomendasi pemasukan daging ayam beku ke Kaltim pada pekan lalu.

“Kami antisipasi agar harga tidak melonjak dengan mendatangkan 100 ton ayam beku dari Jawa Timur. Kami juga akan mendatangkan 30 ribu DOC ayam buras atau kampung yang akan dipelihara agar siap panen saat Iduladha bersama ayam ras,” terang Dadang, Kamis (26/7).

Dadang menilai perlu ada penetapan harga acuan untuk DOC di tingkat peternakan ayam.

Dengan demikian, harga DOC tidak menjadi “liar” karena ketiadaan harga acuan. “Tidak hanya kebijakan saat menjual final stock, tetapi harga saat produksinya juga harus diatur,” tambah Dadang.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) Wilayah Kaltim Zamroni Yusro menuturkan, dari hulu, cost yang dikeluarkan sudah besar sehingga harga ayam harus naik.

“Dari produsen sekitar Rp 45 ribu-50 ribu per ekor. Kemudian menjadi Rp 70 ribu-Rp 80 ribu per ekor di level pedagang. Berarti ada masalah juga di hilirnya. Yaitu, masih panjangnya rantai distribusi,” ungkap Zamroni.

Dia menambahkan, Pinsar bertugas mengakomodasi harga hanya sampai di pedagang besar. (nan/ndu/k15)


Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur Dadang Sudarya mengatakan, pihaknya sudah merespons kenaikan harga ayam ras.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News