Kami Tidak Tolak Ulama, Kami Tolak Habib Rizieq!

Kami Tidak Tolak Ulama, Kami Tolak Habib Rizieq!
Massa yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan NTB melakukan aksi di depan Mapolda NTB untuk menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab, Kamis kemarin (26/1). Foto: M.Haeruddin/ Radar Lombok/JPNN.com

jpnn.com - Ratusan massa yang menamakan diri Aliansi Kebangsaan NTB menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolda NTB, Kamis kemarin (26/1).

Mereka menolak rencana kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab untuk mengikuti tabligh akbar di Praya, Lombok Tengah, tanggal 29 Januari.

Massa endesak Kapolda agar tidak menerbitkan izin. Massa khawatir kehadiran Habib Rizieq Shihab akan mengganggu suasana NTB yang saat ini sudah aman dan damai.

“Kami bukan menolak ulama untuk berdakwah, tetapi kami menolak Habib Rizieq Shihab karena setiap orasinya selalu menimbulkan provokasi sehingga takutnya nanti dakwahnya bisa memprovokasi jamaah yang bisa membuat NTB tidak stabil. Kalau izinnya sudah keluar, maka kami minta untuk dicabut,” ungkap Abdul Majid Koordinator Umum (Kordum) aksi ketika berorasi di depan Mapolda NTB.

Orator lainnya, Suhaimi, menyampaikan bangsa Indonesia terlahir dari kesamaan nasib. Meski beragam suku, etnis, ras, dan beragam agama, serta tersebar dalam ribuan pulau, tapi bersama-sama berjuang melawan penjajahan.

Namun saat ini sangat banyak upaya- upaya untuk memecah belah bangsa dengan memaksakan kemauan segelintir orang untuk merongrong dasar Negara Pancasila, merongrong Bhineka Tunggal Ika dan merongrong persatuan bangsa beserta UUD 1945.

“Bahwa organisasi FPI dengan pimpinanya Rizieq Shihab dengan telah nyata melakukan kegiatan- kegiatan yang anti toleransi, anti kemajemukan dan melakukan radikalisme dengan pemaksaan kehendak,” ungkapnya.

Menurutnya, sebenarnya banyak ulama yang lebih mampu dari Habib Rizieq Shihab, yang bisa menyampaikan dakwah secara halus dan lembut.

Ratusan massa yang menamakan diri Aliansi Kebangsaan NTB menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolda NTB, Kamis kemarin (26/1).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News