Kampung Puyut dan Dunia Hitam Lahad Datu
Rabu, 20 Maret 2013 – 09:16 WIB
"SIAPA ini Utuk?" ujar seorang pemuda gempal di ujung jalan menuju Kampung Puyut, Lahad Datu, sambil menunjuk muka Jawa Pos. Utuk adalah sapaan khas komunitas Tausug untuk menyebut saudara. Mirip mas di Jawa atau bang di Betawi.
"Bukan orang lain, saudara," kata Izzudin, kenalan yang membawa koran ini masuk ke dalam kampung.
Masyarakat Kampung Puyut memang sedang ekstracuriga kepada orang asing dari luar kampung sejak ada insiden di Kampung Tanduo. Sejak lama kampung itu dikenal sebagai basis komunitas Sulu di Lahad Datu. Sopir taksi pun tak berani membawa penumpang ke Kampung Puyut. Mereka mengistilahkannya senarai (kawasan) hitam.
Jalan masuk menuju kampung yang tak jauh dari Bandara Lahad Datu itu hanya satu. Semua mobil dan kendaraan diparkir di situ.
"SIAPA ini Utuk?" ujar seorang pemuda gempal di ujung jalan menuju Kampung Puyut, Lahad Datu, sambil menunjuk muka Jawa Pos. Utuk adalah
BERITA TERKAIT
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Militer Israel Klaim Bunuh Pentolan Jamaah Islamiyah Lebanon
- 1.119 WNI Berhasil Direpatriasi dari Kawasan Berbahaya Sepanjang 2023
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Guru Besar UI Khawatirkan Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Indonesia
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa