Kampus Rentan Disusupi Radikalisme

Kampus Rentan Disusupi Radikalisme
Nasaruddin Umar (kanan) bersama dengan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. JPNN.com

jpnn.com - MAKASSAR -- Kampus sebagai ruang diskusi terbuka, paling rentan disusupi paham takfiri atau lebih dikenal dengan istilah radikalisme. Karena itu, dirasa perlu membekali mahasiswa dengan wawasan kabangsaan dan pengetahuan Islam yang rahmatan lil alamin.

Hal ini disampaikan Prof Nasaruddin Umar, dalam Dialog Publik Pencegahan Terorisme di Menara Phinisi UNM, Senin (27/10).
    
Mantan Wakil Menteri Agama itu kini menjabat sebagai Ketua Satgas Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT).

Dalam pemaparannya, Prof Nasar menjelaskan, mahasiswa diharap bisa menjadi juru bicara umat dalam upaya memberantas paham Islam garis keras.
    
"Ciri-ciri Islam radikal antara lain, sedikit-sedikit bid'ah, suka mengkafirkan, bahkan menghalalkan darah yang mereka anggap kafir. Padahal, Islam tidak seperti itu. Islam itu 'menghidupkan' orang, bukan malah membunuh orang," jelasnya.
    
Hadiri pula Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris, Rektor UNM Prof Arismunandar, akademisi UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis, serta adik kandung Amrozi, Ali Fauzi. Ali juga membagikan pengalaman dan nasihat-nasihatnya terkait terorisme. Ali mengaku pernah membantu sang kakak dalam sejumlah aksi terorisme. (ris/asw)


MAKASSAR -- Kampus sebagai ruang diskusi terbuka, paling rentan disusupi paham takfiri atau lebih dikenal dengan istilah radikalisme. Karena itu,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News