Kang Emil Mengeluh Soal Akses Data Kependudukan, Kemendagri Jawab Begini

Kang Emil Mengeluh Soal Akses Data Kependudukan, Kemendagri Jawab Begini
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Foto: JPNN.com

"Pada 13 April 2020 Ditjen Dukcapil memenuhi permohonan Provinsi Jabar dengan memberikan kuota akses empat juta perhari. Ternyata kuota untuk verifikasi ini tidak optimal digunakan. Rata-rata perhari hanya 181 ribu kali akses," ucapnya.

Menurut Zudan, jumlah data yang diakses sangat jauh dari permintaan kuota 4 juta perhari.

Hal tersebut terlihat di dashboard monitoring yang dimiliki Ditjen Dukcapil.

Rata-rata akses perhari dari 13 April sampai 11 Mei hanya 181 ribu data, dengan total Akses 3.801.399 data.

"Pada 24 April 2020 Dukcapil juga menemukan ada ketidakwajaran pada cara mengakses data kependudukan, berupa brute force attack yang dilakukan diskominfo Jawa Barat," katanya.

Zudan kemudian menjelaskan ketidakwajaran yang dimaksud. Bahwa ditemukan akses NIK ke Dukcapil dengan pola yang teratur. Yaitu 12 digit awal sama dan 4 digit terakhir bertambah secara berurutan.

"Pola seperti ini tidak lazim, jelas dilakukan oleh mesin dengan menggunakan algoritma tertentu dengan cara mencoba setiap kombinasi 12 digital sama dan 4 digit akhir berurutan, dengan tujuan menemukan NIK yang sesuai pada database dukcapil," katanya.

Pola tersebut, kata Zudan, mengakibatkan request akses diskominfo Jabar banyak tidak ditemukan. NIK diduga bukan berasal dari NIK penduduk yang sedang diverifikasi.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menanggapi keluhan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang mengaku kesulitan mengakses data kependudukan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News