'Kangen Jamanku?' Nostalgia Indonesia Era Suharto

'Kangen Jamanku?' Nostalgia Indonesia Era Suharto
'Kangen Jamanku?' Nostalgia Indonesia Era Suharto

Perolehan suara  ini menempatkan mereka di posisi kedua sekaligus pembuktian bahwa sejarah bisnis kontroversial Bakrie tidak memengaruhi kejayaan Golkar.

Ini bisa menjadi tanda bahwa rakyat Indonesia tidak melihat peristiwa yang telah berlalu. Atau lebih tepatnya, bahwa penduduk perkotaan tidak mudah memaafkan atau melupakan penyalahgunaan kekuasaan dan demokrasi yang terbatasi pada saat Suharto berkuasa.

Namun satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah prestasi Suharto.

Baik dan buruknya, Indonesia saat ini adalah hasil dari tangannya. Entah Anda membencinya atau mencintainya, Anda tidak bisa mengabaikan warisannya.

Meski demikian, hasil suara pemilihan legislatif lalu juga memunculkan fakta bahwa sementara rakyat Indonesia merindukan stabilitas dan keamanan 'Orde Baru' (Prabowo memiliki kesamaan yang mendekati), mereka juga tidak akan memberi kesempatan bagi penguasa yang akan mengembalikan mereka di era tersebut.

Tapi akankah pemimpin masa depan dan pengikut mereka akan ingat pepatah Jawa yang sering dikutip Soeharto: "Ojo gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh". Yang artinya "jangan mudah terkesan, jangan mudah terkejut dan jangan sombong"?[***]

Berita Selanjutnya:
Pemilu yang Membosankan?

SUASANA semarak masih membekas ketika pemilu legislatif digelar minggu lalu. Para pakar masih merenungkan "mengapa" dan "bagaimana"


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News