Kapal Api

Oleh Dahlan Iskan

Kapal Api
Dahlan Iskan.

Lama-lama kopi bikinan sang ayah kian laku. Rumah sewaan itu tidak cukup lagi. Berkembang ke rumah sebelahnya. Juga milik orang Arab. Juga kosong. Ditinggal pulang ke Arab.

Saat itu Sudomo masih SD. Di sekolah Tionghoa Xin Zhong. Pun di Xin Zhong ia masuk SMP. Lalu SMA.

Ketika di kelas 1 SMA itulah meletus Gestapu/PKI. Sekolah Tionghoa dibubarkan. Termasuk Xin Zhong.

Saat itu ada tiga sekolah Tionghoa yang terkenal di Surabaya. Xin Zhong adalah yang terbesar. Begitu banyak alumninya. Banyak juga yang kemudian sukses sebagai pengusaha.

Setelah terjadi reformasi tahun 1998 sekolah Tionghoa diizinkan lagi. Para alumni Xin Zhong mengumpulkan dana. Membangun sekolah Xin Zhong yang baru. Di Surabaya Timur. Dekat pantai Kenjeran. Sudomo adalah ketua alumni Xin Zhong itu.

Begitu Xin Zhong dibubarkan, Sudomo tidak sekolah lagi. Sudomo memperpanjang daftar ini: pengusaha besar tidak lulus SMA. Sudomo pilih membantu ayahnya jualan kopi. Atau keluyuran dengan kenakalan remajanya.

Saat jualan kopi itulah tiap hari Sudomo keliling kota Surabaya. Naik sepeda. Sampai pun ke kompleks pelacuran Gang Dolly. Yang kala itu pun ternyata sudah eksis.

"Sepeda itu masih ada. Di museum Kapal Api," katanya.

Sebuah kisah sukses yang panjang. Kapal Api awalnya hanya dari usaha rumah tangga. Yang dirintis ayah Sudomo. Di depan rumahnya di Jalan Panggung gang 9 Surabaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News