Kapten Kapal Sempat Kirim Kabar ke Keluarga, Begini Pesannya...

Kapten Kapal Sempat Kirim Kabar ke Keluarga, Begini Pesannya...
Keluarga menunjukkan foto Peter Tonsen Barahama, Kapten Tugboat Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Foto: Batam Pos / JPG

Keluarga mengaku mendapat kontak terakhir dari Peter pada tanggal 23 Maret lalu. Saat itu Peter mengabarkan ke keluarganya bahwa dia akan memasuki perairan Filipina dan kemungkinan selanjutnya tidak bisa hubungi lagi melalui via telepon sebab memasuki zona tanpa jaringan seluler atau telepon. "Itu saja kabar terakhir Peter ke abangnya (Rene). Dia bilang mau memasuki lokasi yang tak ada sinyalnya," ujar Hendrik.

Sabtu (26/3), sambung Hendrik, pihak keluarga baru dapat kabar tak baik itu. Salah satu rekan kerja Peter menginformasikan ke keluarga Rene bahwa tugboat Peter dibajak. Peter dan sembilan ABK-nya juga disandera. "Kabar itu dari teman kerjanya Peter," ujar Hendrik.

Rene sendiri yang juga menggeluti profesi yang sama dan sedang perjalanan ke Malaysia langsung mengontak keluarganya yang di Batam dan di Sanger untuk mencaritahu kebenaran informasi itu. "Abang (Rene) juga masih di laut," kata Hendrik.

Setelah konfirmasi ke perusahaan tempat kerja Peter, pihak perusahaan membenarkan informasi tersebut bahwa, dua tugboat yang jalan beriringan itu memang dibajak oleh kelompol Abu Sayyaf namun tugboat yang dinahkodai oleh Aking dilepaskan. "Katanya yang ditahan dan disandra Peter dan 9 ABK-nya saja," ujar Hendrik.

Meskipun informasi penyanderaan itu sudah beredar kemana-mana, namun Hendrik mengaku bahwa keluarga besar Peter belum mendapat informasi atau kepastian upaya penyelamatan apapun dari pihak pemerintah. "Yang datang tadi baru dua orang polisi dari Polresta (Barelang), hanya nanya-nanya gitu," kata Hendrik.

Hendrik yang mewakili Rene, sangat berharap agar pemerintah dan aparat keamanan di negara ini segera bertindak untuk menyelamatkan Peter dan rekan-rekannya. "Karena katanya kelompok yang menyandera itu minta tebusan sampai Rp 15 miliar. Kami mau ambil dari mana uang sebanyak itu," tutur Hendrik.

Saat ini diakui Hendrik, keluarga besar Peter belum bisa berbuat banyak selain mengharapkan bantuan pemerintah untuk mengatasi aksi penyanderaan dari kelompok Abu Sayyaf itu. "Kami hanya bisa berdoa semoga Peter cepat pulang dengan selamat," ujarnya.(ejaray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News