Karena Pancasila, Indonesia jadi Miniatur Dunia

Karena Pancasila, Indonesia jadi Miniatur Dunia
Kepala UKP-PIP Yudi Latif bersama Direktur NCBI, Juliaman Saragih (kiri) pada acara Pertemuan Kebangsaan bertajuk “Mengawal Demokrasi: Menolak Politik SARA, Merawat Kebinekaan," di Jakarta, Sabtu (27/1). Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif mengatakan Indonesia boleh berbangga karena memiliki keberagaman dan kemajemukan yang ada di dunia.

“Hal itu sudah diwujudkan dalam Pancasila,” kata Yudi saat berpidato pada Pertemuan Kebangsaan yang digelar Nation and Character Building Institute (NCBI) bertajuk “Mengawal Demokrasi: Menolak Politik SARA, Merawat Kebinekaan," di Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (27/1).

Selain Yudi Latif, acara itu digelar Perkumpulan Pembangunan Karakter dan Kebangsaan, atau Nation and Character Building Institute (NCBI) juga menampilkan sejumlah narasumber. Mereka adalah Dr. Rizal Ramli, (Tokoh Nasional/Mantan Menko Kemaritiman RI), H. Moch. Maesyal Rasyid sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang; Romo Yustinus Sulistiadi, Pr (Founder Cultura Di Vita); Dr. Prabawa Eka Soesanta (Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan, Kemendagri R.I); Mochammad Afifuddin (Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi BAWASLU RI); Pastor Ignatius Prasetya H. Wicaksana, Pr (Pastor Rekan Gereja Santo Gregorius Agung), Ari Nurcahyo (Direktur Eksekutif PARA Syndicate); Wempy Hadir (Direktur NCBI/Peneliti Indopolling), dan Virdika Rizky Utama selaku Moderator..

Yudi menegaskan kemajemukan dunia itu miniaturnya ada di Indonesia. Meski banyak bahasa, agama, ras, bangsa Indonesia masih akur dan bersatu.

“Itu modal terpenting yang bisa dibanggakan dari Indonesia. Segala kemajemukan dunia itu miniaturnya ada di Indonesia," ungkap Yudi.

Dia mengatakan Indonesia patut bersyukur karena ketika terjadi globalisasi dunia, sudah punya pengalaman mengatasi kemajemukan. Indonesia dengan beragam agama, ras, etnik, kelas sosial bisa dipersatukan dengan Pancasila. "Indonesia bersyukur punya jam terbang kelola kemajemukan," tegasnya.

Menurut Yudi, Pancasila adalah titik temu segala warna. Pancasila juga merupakan titik pijak dan tuju dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia ini. “Dengan cara itu kemajemukan bukan menjadi sumber konflik, tapi kebahagiaan hidup bersama," ungkap Yudi.

Direktur sekaligus Pendiri NCBI Juliaman Saragih mengatakan persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah terjalin utuh harus dipelihara. Momen Pilkada Serentak 2018, lanjut dia, juga harus bisa menjadi ajang silaturahmi untuk menegaskan kebangsaan yang utuh.

Yudi menegaskan kemajemukan dunia itu miniaturnya ada di Indonesia. Meski banyak bahasa, agama, ras, bangsa Indonesia masih akur dan bersatu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News