Karnaval TK Bercadar Binaan Kodim

Karnaval TK Bercadar Binaan Kodim
Siswa TK Kartika memakai kostum bercadar dan menenteng senjata mainan, Sabtu (18/8). Foto: Radfan Faisal/Radar Bromo

jpnn.com, JAKARTA - Karnaval murid Taman Kanak-kanak (TK) bercadar masih menjadi topik bahasan di dunia virtual.

Ditambah lagi dengan protes yang disampaikan organisasi kepemudaan seperti GMNI, IPNU, GP Ansor dan Gusdurian Probolinggo. Aksi itu dianggap sebagai bibit dari gerakan radikalisme.

Seperti apa tanggapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karnaval TK bercadar?

Berikut penuturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy seperti yang dilansri RMOL:

Karnaval TK Bercadar Binaan KodimMenteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Foto JPNN

Tanggapan Anda atas keja­dian di Probolinggo tersebut?

Saya kemarin ke Probolinggo karena kemarin ada di sana kasus, baru datang kemarin malam, jadi saya kecapean. Saya cek langsung karena penasaran ada masalah kasus karnaval, dan ten­tu tidak seperti gegap gempinta di media sosial. Karena kasusnya benar-benar sangat simple. Tidak gawat seperti yang sudah dikomentari banyak pihak.

Jadi satu sisi ada paradoks, sementara di sisi lain ada anak yang menunjukkan jiwa patriotisme. Kemudian ada pihak yang seolah-olah ada jalan yang beda. Nah, dalam rangka itu kemudian dikapitalisasi untuk kepentingan-kepentingan yang tidak baik untuk politik. Jadi saya langsung ke Probolinggo ketemu dengan Kapolresnya, Pak Dandim, dan kebetulan TK-nya itu di bawah binaan Kodim. Untung saja begitu, kalau di bawah binaan yang lain bisa jadi ribut. Kemudian ketemu dengan kepala sekolahnya, ulama, dan sebetulnya tidak seseru yang dilihat. Jadi ada dua hal kebetulan beda tapi bisa kami atasi.

Karnaval Siswa TK Bercadar mendapat protes keras dari organisasi kepemudaan karena dianggap sebagai bibit radikalisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News