Karyawan Swasta Tetap Bekerja, Bukti Imbauan Social Distancing Tidak Efektif

Karyawan Swasta Tetap Bekerja, Bukti Imbauan Social Distancing Tidak Efektif
Antrean calon penumpang di Stasiun MRT Lebak Bulus akibat kebijakan pembatasan layanan transportasi publik oleh Pemprov DKI Jakarta, Senin (16/3/2020). Foto: ANTARA/HO-Ombudsman perwakilan Jakarta Raya

Jika ke luar rumah pun hanya untuk membeli kebutuhan kesehatan dan kebutuhan pokok, itupun sangat dibatasi jumlahnya per keluarga.

Kemudian partial lockdown. Kebijakan ini meliputi sekolah-sekolah ditutup, perguruan tinggi ditutup, banyak instansi meliburkan para pekerjanya dengan bekerja di rumah, penutupan tempat tempat hiburan, tempat keramaian. Seperti Pemda DKI menutup Ancol, Kota Tua, museum dan pembatalan berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak.

Terakhir local lockdown, dapat dimaknai sebagai kondisi dimana perorangan mengisolasi diri, keluarga tidak bepergian, hanya di rumah, satu kawasan di lockdown, satu desa di lockdown, atau satu area di lockdown.

"Intinya, ketiga kategori lockdown tadi memerlukan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Contohnya Pemda DKI mengambil sikap proaktif cepat, tetapi pemerintah pusat terkesan gagap dan lambat, sehingga kedua pihak tidak dapat bersinergi dan sinkronisasi. Akibatnya, terjadi kondisi dimana masyarakat dirugikan karena lemahnya koordinasi," ucap Putu.

Menurut anggota DPR daerah pemilihan Bali ini, peran presiden dalam hal koordnasi sangat diperlukan. Agar seluruh upaya yang ditempuh menangkal pandemi Corona benar-benar efektif. (gir/jpnn)

Imbauan social distancing terbukti tidak efektif, muncul desakansegera diterapkan kebijakan lockdown Indonesia.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News