Karyawan Tak Gajian, Planetarium Tutup

Karyawan Tak Gajian, Planetarium Tutup
Anggota Komunitas Astronomi Nina mengecek teropong yang akan digunakan untuk melihat gerhana bulan total pada 28 Juli 2018, di Planetarium, Jakarta (26/07/2018). Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Seluruh karyawan Planetarium Jagad Raya Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), melakukan aksi mogok sejak Rabu (18/5). Aksi itu dilakukan lantaran gaji mereka selama lima bulan belum dibayarkan.

Dengan demikian, planetarium pun harus ditutup sementara, sebab tidak ada karyawan yang bisa melayani pengunjung. Di pintu depan terdapat kertas pemberitahuan yang menyebutkan "Mohon maaf, kami tidak bisa melayani pengunjung karena karyawan planetarium mogok kerja, 5 bulan tidak digaji. Mohon maaf". Beberapa masyarakat yang berkunjung ke planetarium ini pun harus ditolak.

"Nasib kami belum jelas. Kami sudah bertemu dengan Kabid PAUD dan Non Formal Bahransyah. Tapi jawabannya belum memuaskan," kata Ismansyah, staf ahli astronomi planetarium, Rabu (18/5).

Dari pertemuan tersebut, karyawan planetarium berencana berlanjut menemui kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kukar, Hermawan, kemarin. Namun pertemuan itu gagal karena Hermawan sedang keluar kota. "Kami tidak jadi bertemu. Kemungkinan Senin depan baru bisa," terang Hanief, staf ahli astronomi planetarium.

Ismansyah kembali menjelaskan, di planetarium ada 11 karyawan, yang meminta gaji mereka dari Januari hingga Mei dibayarkan. Kesebelas karyawan tersebut terdiri atas tiga staf ahli kontrak, enam tenaga harian lepas (THL), serta dua security.

Disebutkan pula, dua orang staf ahli astronomi di planetarium itu adalah lulusan astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB). Kedatangan mereka ke Kukar juga atas pengajuan manajemen planetarium ke ITB. "Kami tidak datang jauh-jauh ke Kaltim kalau diperlakukan begini. Dan semestinya kami tidak mengurusi masalah administrasi seperti ini," keluh Isman lagi.

Bukan hanya tahun ini, Ismansyah yang bekerja sejak Mei 2010 lalu, mengaku gaji mereka sepanjang tahun 2010 pun sempat bermasalah. Untuk diketahui, gaji staf ahli astronomi di planetarium adalah Rp 2 juta (per bulan). "Tahun lalu, Disdik minta kepala planetrium menalangi dulu gaji para karyawan. Tahun ini pun mau dibuat seperti itu, tapi kami tidak mau. Kalau begini terus, artinya tidak profesional, karena membawa institusi pemerintahan ke ranah pribadi," katanya.

Hal senada juga diungkapkan koordinator THL Planetarium, Wedy Handoko. Seperti dikutip Ismansyah, Wedy mempertanyakan gaji enam karyawan THL di planetarium. Pos anggaran penggajian mereka sendiri tidak jelas, sementara di satu sisi mereka diwajibkan kerja dari Senin hingga Jumat. "Kami mogok kerja sampai persoalan ini selesai," ungkap Wedy pula.

Seluruh karyawan Planetarium Jagad Raya Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), melakukan aksi mogok sejak Rabu (18/5). Aksi itu dilakukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News