Kasus Anggota Brimob Dimintai Setoran oleh Kompol Petrus, Reza Membandingkan dengan Teddy Minahasa
"Gaya bahasa menjadi penting dipahami. Alhasil, pesan TM bukan merupakan perintah, melainkan bernuansa senda gurau, sindiran, dan sejenisnya," jelasnya.
Sementara, pada chat Andry-Petrus, pemaknaan terhadap kata sudah mencukupi karena tidak ada emoji, apalagi emoji yang menghadirkan emosi dan konteks yang bertentangan.
"Jadi, komunikasi Andry-Petrus dapat dipahami sepenuhnya sebagai perintah dan kepatuhan," lanjutnya.
Sarjana psikologi dari UGM itu mengatakan pada chat TM-DP, DP merespons dengan penolakan, sehingga, pasca-WA DP tersebut, makin tegas pemaknaannya bahwa tidak terjadi penukaran sabu dengan trawas.
Sebaliknya, Andry dan Petrus berkomunikasi secara linear. Yang satu memberikan instruksi, yang lain mematuhi.
Karena linear, katanya, maka ditafsirkan bahwa selanjutnya terjadi perbuatan pidana sebagaimana yang diinstruksikan.
Karena diklaim sudah terjadi penyetoran dana, maka perlu dicek seluk-beluk penyerahan dana tersebut. "Cek bagaimana serah terima uang itu dilakukan. Buktikan," ujarnya.
Lalu, pada kasus TM-DP, lanjutnya, DP disebut-sebut menjual sabu sebagai cara untuk memperoleh modal dalam rangka "menembak Mabes" (suap) agar kariernya bisa terjamin.
Reza Indragiri sampaikan analisis soal kasus anggota Brimob Polda Riau dimintai setoran Rp 650 juta oleh komandannya, Kompol Petrus Hottiner Simamora.
- Denpom TNI Kantongi Bukti Transfer Uang Setoran Judi Sabung Ayam di Lampung
- Begini Update Kasus Penembakan 3 Polisi saat Menggerebek Judi Sabung Ayam di Lampung
- Polda Riau akan Tetapkan Tersangka Kasus SPPD Fiktif yang Rugikan Negara Ratusan Miliar
- Sindikat Pemalsuan KTP Terungkap, Orang Dalam Disdukcapil Terlibat
- Sahroni Puji Keberhasilan Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri Tingkatkan Hasil Panen Jagung
- Dedi Mulyadi Ungkap Kriteria Pelajar yang Dikirim ke Barak TNI