Kasus Ciracas, Letjen Kiki Syahnakri Singgung Jiwa Korsa TNI

Kasus Ciracas, Letjen Kiki Syahnakri Singgung Jiwa Korsa TNI
Ketum Pimpinan Pusat Purnawirawan TNI AD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri dalam tangkapan layar YouTube

Menurut Kiki, penyebabnya adalah dari kalangan TNI sendiri rasa superioritas masih ada sampai sekarang.

Kebalikannya di polisi sejak reformasi, memiliki kewenangan yang cukup luas sehingga muncul arogansi.

"Jadi di dua pihak ada faktor yang harus dibenahi. TNI rasa superioritasnya harus dihilangkan pelan-pelan. Polisi juga arogansinya enggak boleh ada gitu dong. Ini sangat dirasakan kedua belah pihak," terangnya.

Pemisahan TNI dan polisi, lanjutnya, hanya dipisahkan secara struktural tetapi tidak ada jembatan.

Ini tidak cukup karena polisi mengemban amanat keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Polisi menjaga keamanan masyarakat dan individual. Sementara ada juga keamanan nasional yang menyangkut keamanan negara. Di situ fungsi TNI juga ada. Contoh keamanan sumber daya laut, kan TNI AL yang bergerak, bukan polisi," jelasnya.

Jadi lanjut Kiki, antara fungsi keamanan polisi dan keamanan nasional (fungsi pertahanan) TNI, ada overlaping.

Itu sebabnya secara struktural harus diatur fungsi-fungsi itu.

Mantan KSAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri bicara kasus penyerangan Polsek Ciracas, dikaitkan jiwa korsa TNI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News