Kasus Pajak dan Lapindo Citra Negatif bagi Ical

Popularitas Masih di Bawah SBY dan Mega

Kasus Pajak dan Lapindo Citra Negatif bagi Ical
Kasus Pajak dan Lapindo Citra Negatif bagi Ical
Variabel apa yang dimaksud? Barkah menyatakan, setidaknya ada sejumlah variabel yang memungkinkan Golkar unggul pada 2014. Golkar memiliki sejarah yang unik. Saat Orde Baru, Golkar memimpin. Namun, saat reformasi (Pemilu 1999), Golkar kalah. Tetapi, hal itu diputarbalikkan Golkar pada Pemilu 2004. "Saat Pemilu 2009 kalah lagi. Namun, Golkar bisa saja bangkit kembali (pada 2014)," ujarnya.

 

Kekuatan lain Golkar adalah jaringan dan konsolidasi partai. Golkar memiliki dana untuk menggerakkan mesin-mesin politik, dari pusat hingga daerah. "Terakhir adalah tren dukungan terhadap Golkar yang cenderung naik," ujarnya.

 

Namun, tetap saja ada variabel yang bisa mengganjal Ical. Variabel itu adalah citra negatif yang hinggap pada diri Ical. Kasus lumpur Lapindo dan pajak adalah variabel untuk menjatuhkan Ical. Namun, Barkah meyakini bahwa dua citra negatif tersebut tidak terlalu berpengaruh di masyarakat luas. "Itu hanya permainan level elite," tandas Barkah.

 

Indikator keyakinan Barkah adalah kemampuan Ical. Jika citra negatif itu berpengaruh, Ical tidak akan menjadi ketua umum. "Kenaikan suara Golkar dalam survei juga membuktikan, citra negatif itu tidak terlalu berpengaruh," ujarnya. Hanya, jika Ical ingin maju sebagai capres, Partai Golkar harus diperkuat dulu hingga 2014. (bay/c9/tof)

Berita Selanjutnya:
Kedua Kubu Saling Bantah

JAKARTA - Partai Golongan Karya (Golkar) sudah menggerakkan mesin politik untuk mengusung Aburizal Bakrie sebagai calon presiden. Ical "sapaan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News