Kasus Pasuruan Kental Provokasi

DPR: Waspadai Eskalasi Konflik Horizontal

Kasus Pasuruan Kental Provokasi
Kasus Pasuruan Kental Provokasi
Senada, anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan, penyerangan pesantren di Pasuruan Jawa Timur tersebut sebenarnya makin mempertegas dugaan adanya usaha pihak tertentu untuk menimbulkan konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat melalui isu SARA. "Tapi saya yakin masyarakat kita sudah cerdas. Jadi tidak mudah diadudomba dan terprovokasi," paparnya.

Politisi Partai Golkar ini menilai, sejak awal memang sudah ada gelagat buruk di balik bentrok berdarah di Cikeusik dan Temanggung. Dia mencurigai ada upaya pihak tertentu yang ingin mengeskalasi karut marut negara dengan menunggangi isu gesekan agama. Tak lain karena memang isu ini paling mudah meledakkan konflik horizontal.

Bamsat –sapaan Bambang Soesatyo– berharap, konflik horizontal tidak makin meluas dan tak terkendali. Pasalnya, kalau itu terjadi maka negara sebenarnya sedang masuk dalam perangkap chaos. Dan dalam situasi seperti itu, hanya ada dua alternatif yang harus dipilih. Pertama, mengganti pemerintah yang dinilai tak mampu menjaga stabilitas nasional. Atau kedua, pemerintah yang berkuasa menetapkan negara dalam situasi darurat.

"Membiarkan suasana saling curiga antar elemen masyarakat itu sangat berbahaya. Karena itu, penegak hukum harus bergerak cepat agar saling curiga antar elemen masyarakat bisa segera diakhiri," terangnya.

JAKARTA - Belum lagi tuntas penyelidikan kasus bentrok berdarah di Cikeusik, Pandeglang, kemarin, kasus serupa kembali meledak di Pasuruan. Sebuah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News