Kaum Muda Hadapi Tantangan Berat di Era Digitalisasi, Jangan Lengah

Kaum Muda Hadapi Tantangan Berat di Era Digitalisasi, Jangan Lengah
IKA Undip DKI Jakarta menggelar webinar mengangkat tema 'Memaknai Sumpah Pemuda Ditengah Triple Stroms', di Jakarta. Foto: Ist for JPNN.com.

"Dengan menyampingkan peran manusia, maka Indonesia bisa menghadapi masalah besar, di mana pengangguran makin meningkat, kurangnya kepedulian terhadap kemiskinan, angka kriminalitas meningkat, bahkan bisa berujung pada konflik dan perpecahan," katanya.

Pemko Semarang, sambungnya, telah menjalankan konsep 'Bergerak Bersama', yang memadukan pemerintah, perusahaan, penduduk, dan pewarta (media).

"Kerja-kerja kolaboratif atau gotong royong menjadi kunci dalam memaksimalkan bonus demografi di era revolusi industri 4.0," tuturnya.

Selanjutnya, Suharnomo menyitir studi McKinsey yang menyatakan keberadaan teknologi dapat mendorong terciptanya lebih banyak lapangan kerja.

"Diperkirakan ada 23 juta lapangan pekerjaan baru bakal muncul. Namun, pekerja baru yang dibutuhkan adalah yang paham akan teknologi dan selalu berinovasi," katanya.

Dia meyakini kaum muda di Indonesia akan sanggup bersaing di tingkat global.

Saat ini, jumlah startup di Indonesia terbanyak di ASEAN, sekitar 1.726 startup. Jauh dibanding Singapura (513), Filipina (194) dan Malaysia (148).

Sementara itu, Susi Pudjiastuti mengatakan sangat sulit bagi generasi masa kini berkembang bila tidak membuka dan memperluas cakrawala berpikir.

Kaum muda menghadapi tantangan yang cukup berat di era digitalisasi, jangan lengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News