Kaus Oblong

Oleh: Dahlan Iskan

Kaus Oblong
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka saya lihat tidak ada yang salah sama sekali. Apalagi Presiden Jokowi juga sudah ''menyesuaikan'' diri: tidak pakai jas lengkap. Hanya pakai hem putih lengan panjang. Bagian bawahnya tidak dimasukkan ke celana. Tidak pakai dasi. Itu sudah lima tingkat di bawah formal.

Baca Juga:

Urutan keformalan, tentu Ivan Gunawan yang lebih hafal. Saya coba saja urutannya begini: paling formal adalah black tie. Di bawah itu jas lengkap pakai sapu tangan di saku. Lalu jas lengkap warna ringan. Di bawahnya lagi, jas tanpa dasi. Lalu dasi tanpa jas. Sedang yang dipakai Presiden Jokowi sudah lima derajat di bawah formal tertinggi. Cukup mengimbangi Elon Musk.

Lantas ada juga yang mempersoalkan "kok bagian protokol kepresidenan membiarkan kaus oblong itu terjadi". Demikian juga "kok protokol kementerian luar negeri teledor".

Rasanya tidak ada yang perlu disalahkan. Mungkin bagian protokol sudah menanyakan ke staf Elon Musk: "Beliau nanti sewaktu menerima presiden kami mengenakan pakaian apa". Lalu dijawab: seperti biasa, kaus oblong.

Ya sudah. Informasi itu penting, tetapi hanya untuk disampaikan ke Presiden Jokowi. Agar presiden menyesuaikan diri. Bukan untuk mendikte tuan rumah.

Bahwa Presiden Jokowi mengenakan lima derajat di bawah formal-penuh rasanya itu sudah hasil penyesuaian itu. Bagi saya yang terpenting adalah isi pertemuan itu. Bukan kaus oblongnya.

Tentu banyak presiden yang minta bertemu Elon Musk. Dan tidak semua dikabulkan. Harus saya akui, bisa bertemu Elon Musk adalah prestasi.

Kita perlu Elon Musk. Syukur-syukur kalau Elon Musk juga perlu kita.

Keterangan Luhut Binsar ini menarik. Presiden Jokowi berbicara dengan Elon Musk 15 menit lebih hanya berdua. Tanpa penerjemah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News