Ke London, Menelusuri Dampak Teror di Norwegia

Warga Waspada, Ada Teror Kepala Babi di Masjid Oxford

Ke London, Menelusuri Dampak Teror di Norwegia
Ke London, Menelusuri Dampak Teror di Norwegia

Mayoritas anggota EDL dan BNP adalah warga kulit putih Inggris yang berkali-kali menentang kebijakan imigrasi pemerintah. Mereka mendesak pemerintah menerapkan kebijakan yang meningkatkan sentimen anti-imigran.

Warga muslim di Inggris mulai mewaspadai kemungkinan terjadinya teror, meski tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Di Masjid Markaz, London, sesekali polisi setempat berpatroli. Pengurus takmir masjid terpopuler di London tersebut juga diminta meningkatkan kewaspadaan karena pelaku penyerangan biasanya menjadikan kelompok imigran sebagai sasaran. "Kami juga perlu mengingatkan warga (muslim) di sini," kata seorang pengurus takmir.

 

Dalam berbagai pernyataan di media massa lokal, Ketua Ramadhan Foundation (RF) M. Shafiq mengakui, tanda-tanda teror dalam skala kecil belakangan terus meningkat. Salah satunya, pelemparan potongan kepala babi di sebuah masjid di Oxford belum lama ini. Selain itu, penyerangan Masjid Redbridge Islamic Center yang merusak kaca jendela. Dua kejadian itu membuat jamaah shock karena tidak bisa menerima kenyataan menjadi target serangan.

Selain RF, warga yang tergabung dalam Muslim Against Crusaders (MAC) sampai perlu mengadakan jumpa pers pada Jumat (29/7) di Town Hall, Walthamstow, London E17. MAC yang selama ini merupakan representasi kelompok muslim garis keras itu mengingatkan warga untuk tidak tinggal diam menghadapi kemungkinan simpatisan Breivik di Inggris.

Norwegia pekan lalu diguncang teror yang dilakukan Anders Behring Breivik. Sebanyak 77 orang tewas. Perbuatan biadab itu disebut-sebut terkait dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News