Ke Pulau Sebatik Pasca Ketegangan Indonesia-Malaysia (3-Habis)
Sakit pun Warga Sebatik Memilih Menyeberang ke Tawau
Jumat, 17 September 2010 – 08:08 WIB
Ketergantungan warga Pulau Sebatik pada Malaysia tidak hanya sebatas pada soal pemenuhan "perut" saja. Tapi warga di pulau perbatasan itu sangat mempercayai penanganan kesehatan di negara tetangga. Dengan pelayanan lebih baik dan harga yang terjangkau mereka lebih suka berobat di Malaysia. Itulah yang dilihat wartawan Jawa Pos THOMAS KUKUH yang pekan lalu berkeliling Pulau Sebatik.
==========================
SARANA dan prasarana kesehatan di Pulau Sebatik termasuk minim. Untuk melayani kesehatan warga pulau yang berpenduduk 30 ribu jiwa ini hanya tersedia tiga puskesmas dengan empat orang dokter.
Puskesmas Desa Sungai Nyamuk merupakan puskesmas terbesar. Berdiri di lahan seluas 70x80 meter dengan luas bangunan 12x24 meter. Ada dua dokter yang bertugas di sana. Satu dokter umum dan satu dokter gigi. Secara bangunan, puskesmas itu cukup bagus. Gedung utamanya berlantai dua untuk rawat inap pasien. "Ini baru selesai dibangun pada 2008," ucap Kepala Puskesmas Desa Sungai Nyamuk drg Rohmad Slamet saat ditemui di rumahnya, Minggu (12/9).
Ketergantungan warga Pulau Sebatik pada Malaysia tidak hanya sebatas pada soal pemenuhan "perut" saja. Tapi warga di pulau perbatasan itu
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri