Ke Pulau Sebatik Pasca Ketegangan Indonesia-Malaysia (3-Habis)
Sakit pun Warga Sebatik Memilih Menyeberang ke Tawau
Jumat, 17 September 2010 – 08:08 WIB
![Ke Pulau Sebatik Pasca Ketegangan Indonesia-Malaysia (3-Habis)](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20100916_233232/233232_168903_BOKS_RI_Malay_Kuh.jpg)
Penduduk berdarah Indonesia yang menempati Kampung Sungai Melayu Malaysia, terpaksa harus mengibarkan bendera Malaysia. Foto : Thomas Kukuh/Jawa Pos
Pernyataan Rohmad itu diakui Nuriyati. Warga Desa Pancang, Pulau Sebatik itu mengatakan lebih suka berobat di Hospital Besar Tawau dibanding di puskesmas Sebatik. Wanita 65 tahun itu lalu membandingkan bagaimana penanganan kesehatan di Pulau Sebatik dan Tawau. "Saya tidak percaya sama puskesmas di sini," ucapnya.
Dia lalu menceritakan, bulan Juni lalu, penyakit asma suaminya, "Muhammad Yusuf, kambuh. Dia dan anaknya segera mengantar Yusuf ke puskesmas. Tapi, kata Nuriyati, pelayanan di puskesmas itu sangat lambat. Dia harus memanggil dokter ke rumah untuk mendapatkan pelayanan segera. "Itu pun tidak langsung diobati," kata wanita yang banyak memakai perhiasan itu dengan nada gemas.
Tanpa berpikir panjang, keluarga Yusuf langsung meminta dirujuk ke Tawau. Dokter pun menyetujuinya. "Anak saya telepon keluarga di sana," katanya.
Karena kondisinya sangat kritis, malam itu juga Yusuf langsung diseberangkan ke Tawau. "Di pelabuhan (Tawau) kami sudah dijemput ambulans Hospital Tawau," katanya.
Ketergantungan warga Pulau Sebatik pada Malaysia tidak hanya sebatas pada soal pemenuhan "perut" saja. Tapi warga di pulau perbatasan itu
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor