Ke Universitas Al-Azhar ketika

Berenam Tambal Biaya Hidup dari Rental Mobil

Ke Universitas Al-Azhar ketika
PEMANDU WISATA: Penulis (kedua dari kanan), bersama mahasiswa asal Indonesia (dari kiri) Syamsu Alam, Fatkhur Rochman, dan Nuzan Nurahmad dengan latar belakang Benteng Alexandria, Mesir Foto: Jawa Pos

Umumnya biaya yang dikeluarkan seorang mahasiswa untuk pemondokan ini adalah 150 sampai 200 pound per bulan. Mereka mematok batas atas biaya sewa ini maksimal 300 pound (Rp 600 ribu) per orang per bulan. ’’Lebih dari itu, berarti pemborosan,’’ kata Nurdin.

Untuk makan, para mahasiswa itu juga patungan membeli bahan makanan dan memasak sendiri. Per bulan biaya yang dikeluarkan antara 50 pound - 75 pound. Sedangkan untuk pulsa, makan di luar, dan lain-lain berkisar 100 – 200 pound. Dengan demikian, total biaya hidup normal berkisar 500 pound (karena kuliahnya gratis).

Banyak mahasiswa Indonesia yang hidup sangat pas-pasan. Ardian Ahmad, misalnya. Mahasiswa asal Sragen, Jawa Tengah, mengaku tak bekerja sambilan. Dia hanya hidup dari 250 pound beasiswa yang diterimanya. ’’Kepingin juga mendapat biaya tambahan dari kerja, tapi belum ada yang cocok,’’ katanya.

Alhasil, Ardian harus betul-betul mengirit selama di Mesir. Kuliah tatap muka pun, kalau dirasa tak terlalu penting, Ardian tak berangkat demi mengirit uang transportasi. Untuk pulsa ponsel, dia paling banter membelanjakan 50 pound (sekitar Rp 100 ribu) per bulan.  Selama empat tahun kuliah di Mesir, Ardian mengaku belum bisa pulang ke Indonesia untuk sekadar menengok orang tua atau berbagi kebahagiaan di hari Lebaran. ’’Mau pulang uang dari mana. Untuk ongkos pulang pergi saja butuh Rp 10 juta. Belum oleh-oleh dan sebagainya," kata mahasiswa yang tinggal satu flat dengan Fiki Ardhana tersebut.

Meski biaya kuliah gratis, bukan berarti mahasiswa Indonesia di Al-Azhar bisa santai-santai. Mereka yang berasal dari keluarga tak mampu harus kreatif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News