Ke Universitas Al-Azhar ketika

Berenam Tambal Biaya Hidup dari Rental Mobil

Ke Universitas Al-Azhar ketika
PEMANDU WISATA: Penulis (kedua dari kanan), bersama mahasiswa asal Indonesia (dari kiri) Syamsu Alam, Fatkhur Rochman, dan Nuzan Nurahmad dengan latar belakang Benteng Alexandria, Mesir Foto: Jawa Pos
Meski biaya kuliah gratis, bukan berarti mahasiswa Indonesia di Al-Azhar bisa santai-santai. Mereka yang berasal dari keluarga tak mampu harus kreatif mendapatkan uang untuk menutup biaya hidup. Laporan KARDONO SETYORAHMADI yang baru tiba dari Kairo, Mesir.

ORANG Indonesia yang menjadi wisatawan di Mesir tak perlu bingung. Bahkan, bagi yang tak bisa berbahasa Arab atau buta sama sekali tentang budaya negeri itu. Sebab, banyak mahasiswa Universitas Al-Azhar asal tanah air yang siap menjadi pemandu. Kalau perlu, lengkap dengan jasa sewa mobilnya.

Menjadi pemandu wisata dan menyediakan jasa rental mobil adalah salah satu jenis kerja sampingan yang paling diminati mahasiswa Indonesia. Setidaknya lebih dari separo dari sekitar 5.000 mahasiswa Indonesia di sana menggeluti bisnis ini. ’’Entah itu menjadi guide, sopir, menyewakan mobil, atau ketiga-tiganya sekaligus,’’ tutur Syamsu Alam, staf lokal KBRI di Kairo, yang sering meminta order mahasiswa Indonesia ketika ada tamu yang berkunjung ke Mesir.

Selain bisa berbahasa Indonesia, menggunakan jasa para mahasiswa tarifnya standar. Untuk sewa mobil, misalnya, dua jam pertama tarifnya 15 pound per jam (sekitar Rp 30 ribu). Lalu, tiap jam selanjutnya 10 pound (Rp 20 ribu). Untuk jasa pengemudi di atas 10 jam, tarifnya 100 pound (Rp 200 ribu). Sedangkan untuk tarif pemandu, tak ada patokan pasti. Namun, biasanya antara 50 pound – 150 pound (Rp 100 ribu dan Rp 300 ribu).

Meski biaya kuliah gratis, bukan berarti mahasiswa Indonesia di Al-Azhar bisa santai-santai. Mereka yang berasal dari keluarga tak mampu harus kreatif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News