Kebal-Bebal

Kebal-Bebal
Wakapolda Jatim Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo saat meninjau pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya usai kericuhan Jumat (18/6) dini hari. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

Berbagai fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa yang terjadi sekarang bukan "kekebalan kelompok" atau herd immunity, tetapi "kebebalan kelompok" atau stupid immunity.

Pandu mengingatkan wabah Covid-19 ke depan akan jauh lebih buruk dari gelombang pertama.

Pasalnya, lonjakan kasus Covid-19 belakangan terjadi usai munculnya varian baru dan protokol kesehatan yang tak lagi menjadi perhatian utama.

Ada dua hal yang membuat gelombang dua berpotensi lebih tinggi. Karena karakteristik virus, varian, dan juga protokol kesehatan masyarakat.

Pandu menyayangkan sebagian masyarakat yang menganggap bahwa ancaman Covid-19 tidak ada.

Dia juga mengecam pemerintah yang juga dianggapnya abai karena kebijakan yang tidak konsisten. Ia menggambarkan situasi pandemi Corona di Indonesia bukan mencapai herd immunity, melainkan 'herd stupidity' karena warga dan pemerintah sama-sama mengabaikan Covid-19.

Walhasil, hingga kini Corona di Indonesia tak kunjung terkendali. Catatan kasus varian baru Corona terus melonjak tiap hari dan fasilitas kesehatan sudah tidak mampu lagi menampung pasien.

Fenomena kebodohan bersama masih terlihat setiap hari. Sudah tahu mudik dilarang, masih pergi. Sudah diingatkan kemungkinan varian baru, tidak peduli. Sudah tahu mudik bisa meningkatkan kasus, tetapi pemerintah tidak menerapkan aturan dengan ketat.

Berbagai fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa yang terjadi sekarang bukan herd immunity, tetapi stupid immunity.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News