Kebanjiran Pujian di Awal Pandemi, Taiwan dan Singapura Kini Alami Lonjakan Kasus COVID-19 Lagi

Dengan populasi penduduk sebanyak 23,57 juta, Taiwan hanya mencatat 2.533 kasus dengan 14 kematian.
Sementara itu, Australia yang memiliki 25 juta penduduk, mencatat 29.955 kasus dengan 910 kematian.
Namun, kenaikan kasus mulai terjadi di bulan April setelah sejumlah kasus muncul dari sebuah hotel di bandara utama internasional Taoyuan.
Aturan memang sudah dilonggarkan, dengan pilot hanya perlu menjalankan karantina selama tiga hari, bukan 14 hari.
Pada awalnya, penularan dilaporkan terjadi di kalangan pilot, pekerja hotel dan anggota keluarga mereka.
Namun dengan kasus terus meningkat, Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mendapat sorotan setelah muncul laporan media bahwa warga Taiwan boleh tinggal di hotel tempat para pilot menjalani karantina.
Dari situ, virus diperkirakan menyebar ke distrik Wanhua, kawasan wisata dan hiburan di Taipei yang memiliki banyak toko, bar dan pusat hiburan untuk orang dewasa.
Professor Chen Chien-jen, seorang pakar epidemiologi dan juga mantan wakil presiden Taiwan mengatakan kepada BBC bahwa banyak di antara mereka yang kemudian positif enggan melaporkan mereka mendatangi pusat hiburan dewasa tersebut, dan pelacakan kasus semakin sulit dilakukan.
Menurut pakar, bertambahnya kasus COVID-19 di sejumlah negara-negara yang sempat dinilai sukses dalam menangani pandemi harus menjadi pelajaran bagi negara lainnya
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina