Kebanjiran Pujian di Awal Pandemi, Taiwan dan Singapura Kini Alami Lonjakan Kasus COVID-19 Lagi

Selain itu juga karena kehidupan yang sudah berlangsung normal selama berbulan-bulan, muncul perasaan lengah di kalangan warga.
Professor Chang-Chuan Chan dari National Taiwan University mengatakan di tahun 2021 warga di sana "tidak menyadari bahwa masih ada bahaya besar dari COVID".
"Bila Anda menyebut ini kelengahan, saya kira ya betul," katanya kepada ABC.
Dia mengatakan bahwa penyebaran kasus terbaru di hotel bandara ini memang karena pilot yang datang hanya menjalani karantina selama tiga hari.
"Ini sudah dilihat oleh pihak berwenang sebagai celah yang harus diperbaiki," katanya.
Taiwan meningkatkan status awas corona tanggal 15 Mei, dengan pembatasan jumlah orang berkumpul dan meminta warga untuk tinggal di rumah.
Menurut Profesor Chan, lambatnya program vaksinasi juga menimbulkan kekhawatiran, apalagi karena Taiwan sampai sekarang belum bisa mendapatkan vaksin yang cukup.
Menurut Reuters, Taiwan sejauh ini baru menerima 700 ribu dosis vaksin dan hanya sekitar 1 persen warga yang sudah divaksinasi.
Menurut pakar, bertambahnya kasus COVID-19 di sejumlah negara-negara yang sempat dinilai sukses dalam menangani pandemi harus menjadi pelajaran bagi negara lainnya
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan