Kebiasaan Mengenakan Masker Selamatkan Nyawa di Singapura, Jepang, dan Korsel

Kebiasaan Mengenakan Masker Selamatkan Nyawa di Singapura, Jepang, dan Korsel
Kelebihan negara Asia dalam mengurangi tingkat kematian karena Omicron bisa disebabkan karena kebiasaan menggunakan masker. (Reuters: Edgar Su)
[Datawrapper of daily new COVID deaths per million]

Saat beberapa spesialis pengendalian infeksi telah memperingatkan bahwa kelelahan warga di masa pengendalian COVID-19 kemungkinan berkontribusi pada penyebaran Omicron di Australia dan Selandia Baru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak negara-negara dengan lonjakan subvarian sub BA.4 dan BA.5. untuk mempercepat penyerapan vaksin dan kembali mengharuskan pemakaian masker.

Selandia Baru menerapkan kebijakan penggunaan masker yang lebih ketat dibandingkan Australia, meski tidak pernah memiliki kebiasaan sebelumnya untuk mengenakan pelindung mulut dan hidung tersebut.

Epidemiolog dari Deakin University di Melbourne, Hassan Vally, mengatakan menggunakan masker adalah salah satu perbedaan budaya besar yang berpengaruh pada keberhasilan penanganan COVID-19 di beberapa negara Asia.

"Jelas penggunaan masker tinggi di Asia, hal yang positif serta sangat berguna dan itu disebabkan karena beberapa hal.

"Kita menganut budaya individualistis di Barat sementara di Timur budayanya berbeda.

"Penekanannya bukan pada kebebasan dan individu namun pada persatuan dan kebersamaan, mereka melihat masalah secara lebih keseluruhan.

"Jadi saya kira memang ada perbedaan budaya yang penting yang menjadi sebab keberhasilan penanganan di negara-negara Asia."

Keharusan menggunakan  masker di Singapura

Di Singaoura ada keharusan mengenakan masker di dalam ruangan termasuk di perpustakaan, pasar, pusat perbelanjaan seperti mall, sekolah dan pesta pernikahan.

Ada kebiasaan berlatar belakang budaya yang sangat membedakan negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News