Kebijakan Bagasi Berbayar Maskapai Ganggu Pariwisata, Hotel hingga UKM

Kebijakan Bagasi Berbayar Maskapai Ganggu Pariwisata, Hotel hingga UKM
Demo tolak mahlanya harga tiket pesawat. Foto: batampos.co.id / cecepmulyana

jpnn.com, BATAM - Kebijakan bagasi berbayar dan tingginya harga tiket yang diterapkan sejumlah maskapai penerbangan tak hanya merugikan penumpang.

Akan tetapi menimbulkan efek domino bagi sektor lain, seperti pariwisata, perhotelan, hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Tingginya harga tiket dan adanya bagasi berbayar ini menurunkan jumlah penumpang pesawat dan menyebabkan pembatalan perjalanan wisatawan domestik ke Batam," ujar Irwandi Azhar yang tergabung dalam Forum Pelaku Pariwisata Kepri di DPRD Batam, Senin (11/2).

Diakui Irwandi, hingga periode kuartal pertama ini terhitung penurunan wisatwan domestik mencapai 50 persen. Begitu juga dengan dampaknya terhadap pelaku UKM, dimana pelaku usaha tersebut mengeluhkan penurunan omset hingga 65 persen. Dampak lainnya ialah terhadap tingkat hunian hotel di Batam, dimana juga terjadi penurunan yang mencapai 40 persen.

"Prediksi ini bisa kami dapatkan untuk periode kuartal April sampai Mei 2019," ungkap Irwandi.

Dia menambahkan, kebijakan bagasi berbayar dan tingginya harga tiket pesawat ini juga membuat banyak wisatawan domestik yang ingin berkunjung ke Batam melalui negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Sehingga tren travel agen menjadi berubah. Mereka yang menukar jalur penerbangan ke luar negeri, penjemputannya dilakukan di Kuala Lumpur dan Malaysia.

"Ini yang sangat kita miriskan, sementara di satu sisi kita mempromosikan kedatangan tami itu ke Batam," tambahnya.

Di hadapan wakil rakyat Irwandi mengharapkan kebijakan ini ditinjau ulang. Ia juga meminta DPRD Batam selaku wakil rakyat Batam menyampaikan apa yang dirasakan pelaku usaha di Batam kepada pemerintah pusat.

Kebijakan bagasi berbayar dan tingginya harga tiket yang diterapkan sejumlah maskapai penerbangan tak hanya merugikan penumpang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News