Kebijakan Pembatasan Imigran di Australia Bisa Bahayakan Industri

CEO perusahaan telekomunikasi Australia -Telstra, yakni Andrew Penn, mengatakan kekhawatiran politik seputar imigrasi di sejumlah negara termasuk Australia, Amerika Serikat, dan Inggris "tidak sehat" dan "berpotensi berbahaya".
Poin utama:
• Andrew Penn mendesak Pemerintah Australia untuk melonggarkan pembatasan imigrasi• Telstra akan mendirikan pusat inovasi baru di Bangalore untuk mendapatkan talenta yang dibutuhkan
• Penn tak khawatir dengan larangan terhadap Huawei pada jaringan 5G, dengan menyebut Telstra berada dalam "posisi yang baik"
Penn mengatakan, insinyur perangkat lunak, dan orang dengan pengetahuan tentang analisis data serta kecerdasan buatan (AI) berada di antara keahlian utama yang dicari oleh perusahaan telekomunikasi ini, dan mendesak Pemerintah Australia untuk mempermudah pembatasan imigrasi yang terampil.
"Faktanya adalah kami tak bisa cukup menemukan keahlian itu di Australia, kami membutuhkan mereka dalam skala tertentu, khususnya dalam bidang teknik perangkat lunak," jelasnya dalam acara makan siang Komite Pembangunan Ekonomi Australia di Melbourne pada hari Rabu (30/1/2019).
"Jumlah mereka tak cukup. Sumber dayanya terlalu kecil."
Imigrasi adalah "masalah yang menjengkelkan" dan menarik "kecemasan politik dan media yang besar", katanya.
"Ini bukan hanya masalah di Australia.
"Di AS dan Inggris, kita melihat komentar negatif yang signifikan seputar imigrasi. Saya percaya, di tingkat global, ini adalah cara yang tidak sehat dan berpotensi berbahaya untuk dipraktekkan bagi dunia. Kita perlu membangun keahlian di dunia, bukan tembok."
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina