Kebijakan Pemerintah Dipuji Ekonom, Semoga Harga BBM Aman

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kebijakan pemerintah untuk menambah subsidi BBM dalam APBN 2022 sebesar Rp 71,8 triliun merupakan langkah yang tepat.
Menurutnya, kebijakan itu lebih baik daripada menaikkan harga BBM.
"Penambahan subsidi energi memang sudah seharusnya dilakukan oleh pemerintah," ujar Bhima kepada JPNN.com, Kamis (26/5).
Menurut Bhima, penambahan subsidi karena imbas dari disparitas harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi yang terlampu jauh.
"Harga Pertamax dan Pertalite selisihnya sangat jauh sehingga terjadi migrasi dari BBM kadar oktan (RON) 92 jenis pertamax ke BBM RON 90, yaitu Pertalite," ungkapnya.
Pemerintah dan Pertamina hingga saat ini kompak untuk tidak menaikkan harga solar subsidi yang hingga kini masih tetap Rp 5.150 per liter dan pertalite dipertahankan pada harga Rp 7.650 per liter.
Padahal, harga keekonomian dua jenis BBM itu seharusnya Rp 12.119 untuk solar dan Rp 12.665 per liter Pertalite.
Kemudian, pemanfaatan windfall pendapatan negara dari booming komoditas idealnya masuk ke subsidi energi sebagian.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kebijakan pemerintah untuk menambah subsidi BBM dalam APBN 2022
- Program DEB Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa
- Ini Kontribusi Pertamina untuk Sektor Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- PHE Catatkan Kinerja Positif, Produksi Migas Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak per Hari
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- Ekonom Respons soal Wacana Ojol jadi Karyawan Tetap
- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Tinjau Operasional PHM, Dorong Produksi Energi Nasional