Kebijakan Selektif, Impor Komoditas Sayuran Masih Wajar

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan mengimpor komoditas sayuran sering masih bisa dianggap sebagai keharusan karena tidak seluruh produk pertanian yang dibutuhkan masyarakat dapat diproduksi.
Meski demikian, kebijakan impor terhadap komoditas sayuran tetap harus selektif dan mendukung kebutuhan peningkatan produksi ekspor.
"Jadi, impor itu hanya benar-benar kepada yang tidak bisa dihasilkan dalam negeri. Misalnya jagung, kacang kedelai, gula, beras, dengan kebijakan khusus bisa kita tingkatkan produksinya," ujar Guru Besar Pertanian Universitas Hasanuddin Profesor Christianto Lopulisa, Minggu (23/12).
Menurut Christianto, kebijakan menyesuaikan kebutuhan impor komoditas sayuran dinilai tidak akan sampai berdampak negatif terhadap pendapatan devisa negara.
"Kecuali impor komoditas sayuran itu menekan produk ekspor, jelas akan berpengaruh," ujar Christianto.
Christianto mengatakan, memberlakukan impor komoditas sayuran secara selektif juga akan ikut menjaga neraca perdagangan tetap surplus.
"Pembatasan impor komoditas sayuran (yang) selektif dengan tarif masuk, jenis, maupun jumlahnya," ucap Christianto.
Christianto mencontohkan kebijakan Kementerian Pertanian tentang kewajiban tanam bibit bawang putih sebesar lima persen kepada importir telah cukup bagus.
Kebijakan mengimpor komoditas sayuran sering masih bisa dianggap sebagai keharusan
- Ini Upaya Bea Cukai Perkuat Kolaborasi dengan Perusahaan Berstatus AEO di 2 Daerah Ini
- Membership PastiCuan Tawarkan Harga Impor Termurah dan Bonus Spektakuler
- Begini Penjelasan Bea Cukai soal Denda Pelanggaran Kepabeanan, Mohon Disimak!
- Herman Deru Beberkan Potensi Sumsel kepada Peserta PKDN Sespimti Polri Dikreg ke-34
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Waspada, Modus Penipuan Unlock IMEI