Kebijakan Subsidi BBM Hampir Final

Mengerucut Opsi Pembatasan atau Kenaikan Harga

Kebijakan Subsidi BBM Hampir Final
Kebijakan Subsidi BBM Hampir Final


""Pemerintah kan mikirnya semua rakyat. Jadi nggak cuma (mikir) pengusaha. Kalau pengusaha mengusulkan agar dinaikkan saja, nanti dulu. Malah nanti nyalahin pemerintah lagi. Tapi, yang paling penting menjaga sektor yang kurang mampu,"" tegas dia. 



Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi terus mendesak pemerintah agar menaikkan harga BBM bersubsidi. Menurut dia, subsidi BBM saat ini sudah memberatkan negara dari sisi keuangan. ""Disparitas harga BBM bersubsidi terlalu tinggi. Untuk itu, kami meminta pemerintah menaikkan harga BBM. Kalau bisa, langsung naikkan saja,"" ujarnya saat Munas Apindo IX di Jakarta.



Dia menegaskan, langkah tersebut menjadi satu-satunya solusi untuk menyelesaikan subsidi yang terus membengkak. ""Kalau menggunakan konsep pelat kuniing dan hitam, misalnya, itu hanya akan menghemat Rp 40 triliun hingga Rp 80 triliun. Tapi, kemungkinan penyalahgunaan sangat besar. Padahal, kalau subsidi dikurangi 50 persen saja, otomatis terpotong dari Rp 300 triliun menjadi Rp 150 triliun,"" jelasnya.



Namun, subsdi tersebut tidak boleh dikurangi seenaknya. Jika pemerintah benar-benar mengurangi subsidi, dia meminta pemerintah lebih berfokus ke pembangunan infrastruktur dan penyediaan bantuan langsung tunai (BLT) kepada rakyat miskin. Upaya tersebut bisa diambil dari alokasi BBM subsidi yang tidak terpakai.



Merujuk data Pertamina, realisasi penyaluran BBM subsidi pada kuartal I 2013 sudah mencapai 10,74 juta kiloliter atau 100,6 persen dari kuota yang disediakan. Penyebab jebolnya kuota itu adalah penyaluran solar bersubsidi yang mencapai 3,70 juta kiloliter. Jumlah tersebut melebihi kuota yang disediakan pemerintah sebesar 3,53 kiloliter. (ken/bil/c4/oki)

 


Kebijakan Subsidi BBM Hampir Final Mengerucut Opsi Pembatasan atau Kenaikan Harga 
JAKARTA - Pembahasan kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News