Kebun di Bumi yang Belum Jadi

Oleh Dahlan Iskan

Kebun di Bumi yang Belum Jadi
Dahlan Iskan di ladang gandum di pedesaan Amerika Serikat menjelang panen. Foto: Disway

Ternyata ada problem sosial. Air sungai yang sedikit itu masih diperlukan penduduk. Untuk minum ternak. Dan tanaman mereka.

Kebun tebu tidak boleh mengganggu itu. Air yang boleh dipompa hanya yang betul-betul sisa petani. Di bagian sungai yang sudah dekat laut. Yang kalau tidak dipakai juga akan terbuang ke Samudra Hindia.

Berarti tambah lagi biayanya: tiap 300 hektar perlu satu kolam raksasa. Untuk tahap pertama ini harus membangun lebih dari 100 kolam. Yang kolam itu harus ditinggikan. Agar dasar kolam lebih tinggi dari kebun tebu.

Dari kolam itulah air dimasukkan ke selang irigasi. Selang itu digelar berbaris-baris sesuai dengan barisan tanaman tebu.

Warna selang: hitam. Lebih hitam dari kulit saya. Ukuran selang: sedikit lebih besar dari ibu jarinya Nella Kharisma. Atau sedikit lebih kecil dari ibu jarinya Via Vallen.

Misal: tahap pertama kebun tebu itu seluas 6.000 ha saja. Bisa dibayangkan berapa ribu kilometer jaringan selang itu. Betapa mahal harganya.

Itu bukan selang biasa. Tiap 30 cm ada lubangnya. Tidak terlihat oleh mata.

Saya pernah mencoba. Enam tahun lalu. Selang itu saya potong sependek setengah meter.

Ini rahasia tentang selang berteknologi Israel. Ukuran selangnya sedikit lebih besar dari ibu jarinya Nella Kharisma. Atau lebih kecil dari jempol Via Vallen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News