Kebutuhan Impor BBM Melonjak
Kamis, 28 Juli 2011 – 04:11 WIB
JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan, kebutuhan impor BBM tahun depan bisa mencapai 50 persen dari seluruh konsumsi BBM. Saat ini tercatat, dari sekitar 60 juta kiloliter (kl), 40 persennya dari impor. Peningkatan dipicu oleh kebutuhan yang makin melonjak, tapi disisi lain produksi BBM tetap.
Anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Adi Subagyo menuturkan, konsumsi BBM paling tinggi masih didominasi oleh sektor transportasi yang mencapai 85 persen dan sisanya 15 persen untuk industri. "Secara statistik, setiap tahun naik 8-10 persen. Konsumsi tahun depan kemungkinan naik 15 persen karena pertumbuhan kendaraan dan pertumbuhan ekonomi. Kalau tidak ada upaya penambahan kilang, kita akan menjadi negara nett importir BBM," ujar Adi di Jakarta, Rabu (27/7).
Baca Juga:
Konsumsi BBM nonsubsidi dan subsidi saat ini mencapai 60 juta kl. Itu mencakup pasokan BBM untuk transportasi maupun industri. "Kilang kita itu konstan, produksi tetap, sedangkan demand naik terus. Kalau demand naik, otomatis kekurangan ditutup dari impor. Jadi penambahan dari impor bisa tembus 50 persen," katanya.
Pihaknya berharap, pemerintah bisa mengurangi subsidi BBM dan mengalihkannya untuk pembangunan infrastruktur pembangunan kilang, sehingga pasokan BBM bisa bertambah.
JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan, kebutuhan impor BBM tahun depan bisa mencapai 50 persen dari seluruh konsumsi BBM. Saat ini tercatat, dari sekitar
BERITA TERKAIT
- Barang Impor Murah Jadi Masalah, Pemerintah Perlu Lakukan Hal Ini
- Tebar Berkah Ramadan, Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa
- Bea Cukai Lepas Ekspor Kabel Fiber Optik dari KEK Kendal
- Perputaran Uang Selama Idulfitri Diperkirakan Mencapai Rp 157,3 Triliun
- ENTREV Proyeksikan Harga Baterai Kendaraan Listrik Bakal Makin Turun
- Jurangmangu Tunnel Permudah Akses ke Bintaro Jaya Xchange