Kecerdasan Buatan Mendefinisikan Perempuan yang Cantik, tetapi Malah Memicu Masalah
Asia, seorang aktris dan pembuat konten berdarah campuran Filipina dan Afrika mengatakan memiliki darah "campuran" seringkali menciptakan "banyak masalah identitas".
Perempuan berusia 29 tahun ini mengaku seringkali kesal ketika ada yang berkomentar dirinya tidak terlihat seperti orang berkulit hitam atau tidak terlihat seperti orang Asia.
Menanggapi gambar-gambar AI soal kecantikan AI yang viral, ia merasa tidak terlalu perlu mengubrisnya.
"AI hanya meniru perilaku manusia ... tidak berbeda dengan apa yang terjadi di kehidupan nyata," ujarnya, merujuk pada komentar yang kerap kali rasis dan bias.
"Menurut saya tidak mungkin juga memasukkan seluruh keberagaman etnis dari tiap negara dalam video berdurasi 30 detik."
AI tidak menantang perspektif yang ada
Ketika Ishara Sahama pertama kali melihat gambar-gambar yang dibuat AI, dia menganggapnya terlalu mengada-ada.
Tapi ia menyadari apa yang dilihatnya adalah "standar kecantikan yang diterima dari setiap kelompok etnis".
"Keberagaman kelompok etnis di setiap negara digeneralisasikan ke dalam satu model. Model ini bersifat reduktif dan jauh dari mencerminkan keberagaman di negara-negara tersebut," katanya.
Kecerdasan Buatan atau AI membuat gambar dari para perempuan yang dianggap cantik dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia
- Dunia Hari Ini: Uang Kuliah Tunggal Universitas Batal Dinaikkan
- Produsen Susu Australia Melihat Peluang dari Rencana Makan Siang Gratis Prabowo
- Elitery dan Apeksi Sediakan Solusi AI Generatif bagi Pemerintah Kota
- WNI Didenda Hampir Rp100 Juta di Taiwan Gegara Bawa Daging Babi
- Sampah Saset: Masalah Besar Indonesia dalam Kemasan Kecil
- Dunia Hari Ini: Panggung Kampanye Meksiko Roboh, Sembilan Tewas