Kecerdasan Kuat Ma'ruf di Bawah Rata-rata, Bagaimana Moralnya?

Kecerdasan Kuat Ma'ruf di Bawah Rata-rata, Bagaimana Moralnya?
Sopir keluarga Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf, menjalani persidangan beragendakan pembacaan surat dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin, 17 Oktober 2022. Kuat merupakan satu dari lima terdakwa perkara pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah Ferdy Sambo. Foto: dokumentasi JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR) Reni Kusumowardhani mengungkapkan Kuat Ma’ruf kurang cerdas.

Kuat merupakan sopir keluarga Ferdy Sambo yang menjadi salah satu terdakwa pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Reni menuturkan tingkat kecerdasan Kuat Ma'ruf tergolong di bawah rata-rata dibandingkan dengan orang-orang seusianya.

"Jadi, Bapak Kuat Ma'ruf lebih lambat dalam memahami informasi dan menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan," ujar Reni saat dihadirkan sebagai ahli pada persidangan terhadap Ferdy Sambo c.s. di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (21/12).

Meski memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, Kuat Ma’ruf punya potensi memahami keadaan di lingkungan sekitarnya.

"Belum tentu langsung paham, tetapi mengandalkan pola yang dia pahami dan kemudian mengandalkan nilai-nilai moral yang dimiliki. Jadi, ini moralnya baik," kata Reni.

?Hasil pemeriksaan psikologis juga menunjukkan Kuat Ma'ruf merupakan individu yang tidak dapat disugesti.

Meski demikian, salah satu terdakwa pembunuhan berencana rerhadap Brigadir J itu sangat patuh dan tidak .

Ahli psikologi forensik Reni Kusumowardhani membeberkan hasil pemeriksaan psikologis terhadap Kuat Ma'ruf, salah satu terdakwa pembunuh Brigadir J.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News