Kecewa tak Bertemu Jokowi, Para Guru Hibur Diri Berselfie di Monas

Kecewa tak Bertemu Jokowi, Para Guru Hibur Diri Berselfie di Monas
Muhayi (kiri) dan Mukhris (kanan). Foto: Mesya Muhammad/JPNN

"Banggalah kami menjadi anggota PGRI. Kami tidak peduli meski jauh-jauh datang dari kampung ke ibukota negara," ujar Muhayi.

Ditambahkan Mukhris, sekretaris PGRI Cabang Gisting, Lampung, untuk menggelar acara akbar tersebut, banyak donatur yang mendukung. Sebanyak 3,4 juta anggota PGRI tidak mengeluarkan sepeserpun dana untuk hajatan tersebut. Semuanya diambil dari dana organisasi dan sumbangan pihak ketiga.

Selama menjadi anggota PGRI, keduanya mengaku banyak manfaat yang dirasakan. Ketika guru mendapatkan masalah, PGRI tampil ke depan memberikan advokasi. Ketika guru tertimpa musibah baik sakit, kecelakaan, kematian, PGRI juga membantu.

"Unsur kegotongroyan di PGRI itu sangat kuat. Tiap anggota memang dikenakan iuran sesuai AD/ART sebesar Rp 4 ribu, dana itu dibagi-bagi Rp 400 untuk PB PGRI, Rp 800 untuk PGRI Provinsi,  Rp 1600 untuk kabupaten/kota, Rp 1.600 untuk cabang. Tapi dana ini dikembalikan ke guru juga karena setiap ada acara tidak ditarik duit," papar Mukhris.

Muhayi menambahkan, semangat guru-guru di HUT PGRI ke-70 sangat besar karena berharap bisa bertemu Jokowi. Itu sebabnya, pria 50 tahun ini tidak bisa menolak ketika ada 600 guru yang ingin‎ ikut ke Jakarta. Ada satu tekad yang ingin disampai ke Presiden, bahwa seluruh guru di Indonesia mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Sayang seribu kali sayang, yang ingin dititipkan amanat guru tidak hadir.

"Untuk ke sini kami harus melewati perjalanan 10 jam dengan bus. Yang dari Kudus dan Pati lebih jauh lagi. Tadinya rasa lelah itu kami tepis karena inginnya bertemu presiden. Tapi kini rasa lelah bercampur kecewa makin terasa karena presiden batal hadir," ujar Muhayi yang sengaja berdiri di pagar dekat pintu masuk VIP agar bisa menyalami‎ presiden begitu tiba di GBK.

Muhayi lantas mengaitkan absennya Jokowi dengan SE MenPAN-RB dan Mendikbud. SE dua menteri itu dinilai mengandung unsur provokatif untuk menggagalkan acara HUT PGRI. Semestinya negara memberikan perlindungan kepada guru-guru untuk berserikat/berkumpul dan bukannya dihadang dengan SE yang tidak jelas.

Kecewa tidak bisa melihat Jokowi, Muhayi serta guru-guru lainnya yang rata-rata berasal dari seluruh daerah memilih menghibur hati dengan jalan-jalan ke Monas. Setelah itu, mereka langsung pulang ke daerah masing-masing untuk menunaikan tugas sebagai pendidik.

MESKI berlangsung meriah, namun ‎HUT PGRI ke-70 menyisakan kekecewaan mendalam di hati 115 ribu guru. Jauh-jauh datang dari kampung ke ibukota

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News