Kehilangan Penglihatan, Mimi Mariani Lusli Tetap Gigih di Dunia Pendidikan

Ujian Pakai Mesin Tik, Jadi Sumber Sontekan

Kehilangan Penglihatan, Mimi Mariani Lusli Tetap Gigih di Dunia Pendidikan
Mimi Mariani.
 

Hilangnya indra penglihatan perempuan bernama lengkap Veronika Laetitia Mimi Mariani Lusli itu berawal ketika dirinya duduk di bangku SD Candranaya, Jakarta Barat. Pandangannya mulai kabur saat dia duduk di kelas V SD. Katanya, dia mengalami penyakit genetis retinitis pigmentosa atau penyakit degenerasi retina.

 

Penyakit yang cenderung menurun secara genetis itu mengakibatkan degenerasi fotoreseptor retina secara bertahap. Hingga akhirnya, pada usia 17 tahun, Mimi benar-benar kehilangan indra penglihatan.

 

Jauh sebelumnya, tepatnya sejak kelas V SD, dia tidak duduk di bangku sekolah. Saat kakak dan adiknya pergi bersekolah, Mimi kecil harus menjalani perawatan di dokter mata dan dokter saraf. Selama proses itu berjalan, dia akhirnya bersekolah di Sekolah Tunagrahita Bakti Luhur, Malang, Jawa Timur.  "Saat lulus, saya merasakan sendiri bagaimana sulitnya mencari sekolah lagi bagi tunanetra," imbuhnya.

 

Setelah menyelesaikan pendidikan setara SMP di Malang pada 1982, Mimi melanjutkan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Santa Maria (1982?1985). Gelar sarjana baru dia peroleh empat tahun kemudian di IKIP Sanata Dharma, Jogja. Dilanjutkan Master of Sains di Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada 1997.

Meski kehilangan indra penglihatan pada usia 10 tahun, Mimi Mariani tidak mau diperlakukan khusus. Ingin membuka jurusan disability di perguruan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News