Kejar Kedaulatan Pangan, Genjot Perbaikan Gizi

Hasto: Indonesia Punya Potensi untuk Mandiri soal Pangan

Kejar Kedaulatan Pangan, Genjot Perbaikan Gizi
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam diskusi di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (17/3). Foto: DPP PDIP for JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan mengajak para ahli gizi untuk ikut mewujudkan upaya mencapai kedaulatan pangan. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, Indonesia kaya dengan keanekaragaman hayati sehingga bisa mandiri dalam pengadaan bahan pangan tanpa harus impor.

Berbicara pada acara focus group discusion (FGD) tentang pangan di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (17/3), Hasto mengatakan, partainya kini gigih dalam mendorong pemerintah pusat dan daerah agar berupaya meningkatkan produksi pangan dan memperbaiki gizi bagi seluruh masyarakat. “PDI Perjuangan berpandangan bahwa wajah politik Indonesia haruslah mencerminkan soal kebutuhan pokok rakyat,” katanya.

Hasto lantas mengutip perintah ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri agar kader-kader PDIP yang duduk di eksekutif menjadi pelopor dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan. “Ibu Megawati selalu memerintahkan kader  yang duduk sebagai kepala daerah untuk memelopori bagaimana Indonesia berdaulat di bidang pangan, bagaimana asupan gizi baik bagi balita," ujarnya.

Lebih lanjut Hasto juga menceritakan saat Proklamator RI, Bung Karno pada 1963 membukukan semua resep makanan asli Indonesia. Bukan sekadar resep, buku itu juga memuat bahan-bahan masakan asli Indonesia. Misalnya, resep memasak pete, hingga membuat sayur lodeh.

Sayangnya, kata Hasto, justru masakan-masakan itu kini dianggap makanan kelas bawah. “Padahal kalau kita sadar dan paham soal gizi, maka sebenarnya sangat banyak keanekaragaman hayati kita yang bisa diolah dengan gizi yang mencukupi dan harganya sangat terjangkau," tegasnya.

Sedangkan Ketua DPP Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Sri Rahayu mengatakan, pemanfaatan potensi pangan lokal akan menumbuhkan kemandirian yang akanmemicu upaya pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri. “Jadi tidak berpangku pada impor," katanya.

Sri menambahkan, upaya memperkuat produksi pangan lokal bukan semata-mata demi kemandirian. Sebab, efeknya juga pada kesejahteraan petani.

“Kebijakan gizi dan pangan akan mampu mengantisipasi kerawananan pangan dan mendorong warga memanfaatkan potensi pangan yang tersedia di wilayahnya,” katanya.(rmo/ara/JPNN)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News