Kejujuran Modal Utama Mewujudkan Pemilu Damai, Aman dan Sejuk

Kejujuran Modal Utama Mewujudkan Pemilu Damai, Aman dan Sejuk
Diskusi dan Doa Bersama Untuk Pemilu Yang Jujur, Adil dan Damai. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Effendi Gazali mengaku dirinya sempat bingung saat melihat banyak spanduk sosialisasi Pemilu 2019 di jalan yang hanya bertuliskan "Damai, Sejuk dan Aman,". Menurutnya, ada dua kata yang hilang dari spanduk tersebut.

"Adil dan jujurnya tidak disebutkan. Saya fakta loh ini, lihat saja di jalan-jalan. Tolong dicatat, hari ini kita harus tambahkan kata adil dan jujur," ujarnya dalam acara Diskusi dan Doa Bersama Untuk Pemilu Yang Jujur, Adil dan Damai di Jakarta, Selasa (16/4).

Effendi mengatakan, poin jujur sangat penting dalam pemilu. Jujur menjadi pangkal dalam konteks komunikasi politik terjadinya pemilu yang damai, aman dan sejuk.

Dia menganalogikan arti kejujuran layaknya pertandingan sepakbola dimana gol tetap disahkan meski sebelumnya terjadi pelanggaran.

"Ada pemain lain melakukan pelanggaran lalu memasukan bola, kita mau marah, lalu disuruh aman, damai. Itu bisa? Jarang sepakbola seperti itu, kalah 8-0 tapi berakhir sejuk," contohnya.

Effendi menilai salah satu ketidakjujuran yang utama dan terjadi saat ini adalah keberadaan lembaga survei. Alasannya sejumlah lembaga tersebut selalu mengatakan pelaksanaan survei dibiayai sendiri. Padahal banyak yang tahu jika lembaga tersebut dibiayai pihak tertentu.

"Jika biaya sendiri, masak kerjaannya cuma menyerang pihak tertentu. Kalau Rocky Gerung bilangnya dungu, saya bilangnya gangguan kesehatan jiwa," jelasnya.

BACA JUGA: Ketua MPR Berharap Pemilu Berlangsung Damai dan Luber Jurdil

Tanpa perilaku jujur dari penyelenggara dan peserta, pemilu yang damai aman dan sejuk akan sulit tercipta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News