Kekebalan Panji Gumilang & Kedok Intelijen
Oleh Dhimam Abror Djuraid
Sampai sejauh ini banyak yang memolisikan Panji Gumulang dengan tuduhan pelecehan agama. Namun, Panji Gumilang masih tetap aman.
Ada pula Pendeta Saifuddin Ibrahim yang menyebarkan ajaran yang sama dengan Panji Gumilang. Tersangka kasus penistaan agama itu pernah belajar dan mengajar di Al-Zaytun.
Saifuddin sekarang melarikan diri ke Amerika dan menjadi buron polisi. Masih banyak lagi yang dilaporkan karena pelecehan agama, tetapi Panji Gumilang tenang-tenang saja.
Ribuan orang melakukan unjuk rasa mengepung pesantren Al-Zaytun. Alih-alih mundur, Panji Gumilang malah mengusir pengunjuk rasa dan membentak-bentak polisi yang bertugas.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan ajaran Al-Zaytun menyimpang. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan kongkret terhadap Al-Zaytun maupun Panji Gumilang..
Analis intelijen Al-Chaidar menduga Panji Gumilang dan Pesantren Al-Zaytun adalah produk intelijen. Proyek ini sengaja didirikan di Indramayu sebagai ‘false flag’ atau bendera palsu untuk mengecoh kelompok Islamisme yang menghendaki berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).
Gerakan NII dan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) berakar kuat di Indramayu dan beberapa wilayah di Jawa Barat. Wilayah itu merupakan stronghold atau wilayah kekuasaan S.M, Kartosoewirjo yang memberontak terhadap pemerintah Jakarta pada 1960-an.
Kartosoewirjo ditangkap dan dihukum mati. Akan tetapi, gagasannya tentang NII tetap hidup sampai sekarang.