Kekeringan Parah, Air 200 Liter Rp 100 Ribu, Minum Diirit

Kekeringan Parah, Air 200 Liter Rp 100 Ribu, Minum Diirit
Warga Dusun Sambik Rempek yang dilanda kekeringan sangat membutuhkan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Foto: Ali Ma’ shum/Radar Lombok/JPNN.com

Harga air bersih untuk kebutuhan minum dan mandi disebutnya lebih mahal. "Air untuk minum dan mandi lebih mahal. Sedangkan untuk membuat bata lebih murah. Bisa seharga Rp 50 ribu satu drum," katanya.

Karena air bersih didapatkan dengan membeli, warga irit dalam menggunakannya. Warga biasanya hanya mandi satu kali dalam satu atau dua hari.

"Mandinya bisa satu kali sehari. Itupun kalau ada airnya. Kami biasa jarang mandi," ungkap Saptiah.

Sulitnya mendapatkan air bersih juga berimbas pada jatah minum. Saptiah mengatakan, sangat irit untuk meminum air. Ia dan keluarga akan meminum air seperlunya saja. Itu dilakukan agar persediaan air yang dipunya tidak cepat habis.

"Bahkan kalau habis, kami keliling untuk meminta satu teko air di tetangga yang punya," terangnya lirih.

Warga lainnya, Hj Fatimah mengatakan, warga sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah.

Bantuan ini diharapkan segera dilakukan secara nyata. "Saya sih inginnya bupati bisa datang kesini. Kalau ke sini dia bisa melihat langsung keadaan warganya. Tapi kan memang tidak pernah datang. Kami di sini kesulitan air tiap kekeringan datang," ungkapnya penuh harap.

Kepala Desa Labuan Tereng Humaidi Husai mengatakan, warga beberapa tahun terakhir mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih.

Kekeringan yang cukup parah memaksa warga Dusun Sambik Rempek Desa Labuan Tereng Kecamatan Lembar Lombok Barat (Lobar) membeli air bersih dengan harga mahal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News