Kekeringan, Warga Cari Air Bersih di Kubangan
jpnn.com, NGAWI - Setelah setahun penuh mengalami musim hujan, hadirnya musim kemarau mulai berdampak bagi sebagian masyarakat Kabupaten Ngawi, Jatim.
Terutama yang tinggal di kawasan pinggiran hutan dan perbukitan.
Sulitnya air, membuat sebagian warga Desa Cantel, Kecamatan Pitu, Ngawi setiap hari menyusuri sungai yang sudah mulai mengering.
Warga di pinggiran hutan itu hari harus rela berjalan sejauh 2 kilometer untuk sampai ke kubangan di tengah hutan yang masih ada airnya.
Dengan bermodalkan jerigen, mereka menuju ke kubangan di dasar sungai itu. Air itu mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari, mulai minum, dan memasak.
"Sementara untuk keperluan mandi, dan mencuci terpaksa memanfaatkan air sungai bercampur lumut," ujar Aldy Fadila, salah satu warga.
Kendati airnya kurang layak, diakuinya terpaksa dimanfaatkan. Sebab sumur di pemukiman warga sudah tak mengeluarkan air.
"Kesulitan air ini rutin terjadi setiap musim kemarau," imbuhnya.
Dampak kesulitan air bersih akibat musim kemarau diprediksi makin meluas.
Terutama wilayah yang berada di pinggiran hutan dan perbukitan. Puncak kekeringan, biasa terjadi pada September. (pul/jpnn)
Setelah setahun penuh mengalami musim hujan, hadirnya musim kemarau mulai berdampak bagi sebagian masyarakat Kabupaten Ngawi, Jatim.
Redaktur & Reporter : Natalia
- BAZNAS Distribusikan Air Bersih untuk Pengungsi Palestina
- Inovasi Peningkatan Produktivitas Padi Spesifik Lokal Bisa Mengatasi Kekeringan
- Indra Karya Jalankan 10 Program Penyediaan Air Bersih di Daerah Rawan Kekeringan
- BiruPilihanBaru Mewujudkan Hak Atas Air Minum Berkualitas Dengan Harga Murah
- Kebocoran Capai 45 Persen, PAM Jaya Bakal Ganti Pipa Bocor di Enam Wilayah
- Awasi Proyek SPAM, PAM Jaya Gandeng Fakultas Teknik Mesin ITB