Kekhawatiran Posisi Australia di Indo-Pasifik Tergeser dengan dilemahkannya Studi Asia di Universitas

Menurutnya, pemberian ilmu bahasa Asia tanpa mengajarkan sejarah, politik, dan kebudayaan mencerminkan lemahnya pola pikir strategis pemerintah dan pihak manajemen universitas.
Pandemi COVID-19, menurutnya, seharusnya menjadi "kesempatan untuk mengatur ulang" dan membangkitkan sektor perguruan tinggi. Namun sayangnya "tidak ada yang dilakukan".
"Malah semakin mundur, karena sekarang [universitas] mengambil langkah konyol untuk membuat mereka terlihat baik."
Membahayakan posisi Australia di Asia
Keputusan mengurangi program studi Asia di universitas dilakukan saat pemimpin bisnis, pendidik, dan pakar kebijakan publik mengatakan pemahaman tentang Asia sangatlah penting.
Partai Buruh sebagai pihak oposisi Pemerintah Australia mengatakan kegagalan pemerintah Australia menyediakan bantuan keuangan akibat pandemi bagi sektor perguruan tinggi menjadi penyebabnya.
"Serangan yang dilakukan [PM Australia] Scott Morrison kepada universitas merusak mata pencaharian dan membahayakan posisi negara kita di Indo-Pasifik," ujar Tanya Plibersek, Menteri Bayangan Pendidikan Australia.
Ia mengatakan di tahun 2020, lebih dari tiga perempat ekspor Australia senilai A$330 triliun adalah ke negara Asia.
"Mencegangkan melihat Scott Morrison memberikan akses JobKeeper pada perusahaan yang mencari keuntungan dan sengaja mengecualikan universitas."
Sejumlah universitas di Australia telah mengurangi staf-nya di beberapa program studi Asia
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Konflik Kashmir: Ketika Air Jadi Senjata Geopolitik