Kekuatan Oligarki Sudah Mengancam Eksistensi Pribumi

Kekuatan Oligarki Sudah Mengancam Eksistensi Pribumi
Eks Dewan Pembina DPP Partai Demokrat Periode 2015-2020 Profesor Dr. Acmad Mubarok (tengah) bersama eks Menteri Kehutanan MS Kaban, Sultan Sepuh Jaenudin II dan sejumlah tokoh lainnya saat diskusi dengan tema "Priboemi: Bangkit atau Punah" di Jakarta, Rabu (27/4). Foto: Presidium Majelis Permusyawaratan Bumiputra Indonesia

Menurut Mubarok, untuk tingkat gubernur di DKI Jakarta saja para oligarki berani menawarkan uang sampai triliunan rupiah.

Menanggapi hal tersebut, Edwin H Sukowati menegaskan cara tersebut sebagai bentuk praktik dari kolonial.

Menurut Edwin, kolonial adalah anak kandung dari sebuah perusahaan yang memakai sistem kapitalisme, sehingga menciptakan oligarki yang sangat kuat.

“Timbul pertanyaan pada diri kita, kapan Indonesia dijajah oleh Belanda? Tidak pernah, yang menjajah Indonesia itu VOC, perusahaan terbesar di Belanda,” tegas Edwin.

Sementara Ridwan Saidi menyampaikan bagaimana sejarah migran zaman dahulunya sampai ke Indonesia, termasuk imigrasi asal China di abad ke-17.

Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja atau yang dikenal sebagai Pangeran Kuda Putih membeberkan siapa pemilik lahan/tanah yang dikelola dan dikuasai oleh BUMN di negeri ini? Sampai saat ini pemerintah belum bisa membuktikan hak kepemilikan.

Sultan Sepuh juga menyampaikan “Apa syarat berdirinya suatu negara? Ada wilayah dan ada penduduknya. Ketika Indonesia Merdeka apakah sudah memiliki wilayah? Dan, memiliki rakyat?” tanya Sultan Sepuh.

Lebih lanjut, Sultan menjawab, “Indonesia belum memiliki. Yang memiliki wilayah dan penduduk di Nusantara ini adalah raja-raja dan kesultanan jauh sebelum Indonesia merdeka. Sejarah membuktikan sudah adanya pemerintahan kesultanan sebelumnya.”

Diskusi tersebut antara lain menyoroti kekuatan oligarki yang mengancam eksistensi pribumi baik dalam bidang ekonomi maupun politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News