Kelompok Radikal Pintar Manfaatkan Hoax untuk Provokasi

Kelompok Radikal Pintar Manfaatkan Hoax untuk Provokasi
Ilustrasi. Foto: JPNN

"Rakyat itu cenderung mengikuti pola tingkah laku pemimpin mereka. Ini teori klasik tapi masih cukup tajam di zaman sekarang," tutur Yusny.

Apalagi, tegas Yusny, saat ini di Indonesia sedang musim pemilihan kepala daerah yang melibatkan banyak partai politik.

Selain itu, ada lembaga survei yang menjamur sehingga banyak terjadi saling klaim sesuai dengan 'pesanan'.

Salah satu lembaga yang bisa meluruskan ini adalah lembaga pendidikan.

Yusny menilai, di lembaga pendidikan, guru-guru yang mengatakan yang benar, dan tidak sekadar ngomong yang terkesan berbohong. Peran keluarga tidak bisa diabaikan.

"Lembaga pendidikan sebagai produk. Kalau pendidikan berbohong, birokrasi juga bohong, maka jangan heran  kalau dalam keluarga akan suka berbohong," pungkas Yusny. (jos/jpnn)


Indonesia tengah 'diganggu' dengan keberadaan berita bohong (hoax) serta ujaran kebencian (hate speech) yang menyebar viral di media sosial.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News